BY: ZAINAL ASLI BUJANG PONTIANAK


SUMATERA EKSPRES L.P.6
0

Sejarah Istana Amantubillah, Kesultanan Mempawah, Kalimantan Barat.

Jumat, 28 Mei 2010.

Sejarah Istana Amantubillah, Kesultanan Mempawah, Kalimantan Barat.

Sejarah Kesultanan Mempawah dapat ditelusuri melalui dua periodeisasi, yaitu periode Kerajaan Mempawah Dayak Hindu dan Kesutanan Mempawah Islam. Di antara dua periodeisasi ini, terdapat masa vakum yang cukup lama dari satu periode ke periode yang lain. Berikut ini adalah sejarah Kesultanan Mempawah berdasarkan dua periodeisasi itu.

1. 1. Masa Kerajaan Mempawah Dayak Hindu

Letak geografis Kesultanan Mempawah sekarang ini--yang masih kita nikmati peninggalan-peninggalan bersejarahnya--berbeda dengan ketika Kerajaan Mempawah pertama kali berdiri. Pada masa itu, Mempawah merupakan kerajaan Suku Dayak yang berkedudukan di dekat pegunungan Sidiniang, Sangkling, Mempawah Hulu. Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1380 M, dipimpin oleh seorang patih bernama Patih Gumantar. Menurut sejumlah sumber, pada saat yang bersamaan, telah berdiri kerajaan Dayak lainnya, yaitu Kerajaan Bangkule Rajakng dengan rajanya Ne‘Rumaga. Namun, menurut sumber lain, Kerajaan Bangkule Rajakng tiada lain merupakan Kerajaan Mempawah Dayak itu sendiri dan dipimpin oleh Patih Gumantar. Ada lagi sumber lain yang menyebutkan bahwa kerajaan pimpinan Patih Gumantar itu merupakan pecahan dari Kerajaan Matan/Tanjungpura.

Patih Gumantar pernah berkomunikasi dengan Patih Gajahmada dari Kerajaan Majapahit. Patih Gumantar mengajak Patih Gajahmada untuk berkunjung ke Mempawah dengan tujuan bersama, yaitu menyatukan Nusantara. Diperkirakan, Patih Gajahmada berkunjung ke Mempawah setelah lawatannya ke Kerajaan Muang Thai dalam rangka membendung serangan Kerajaan Mongol. Sebagai bukti kunjungan Gajahmada ke Mempawah adalah Keris Susuhan yang hingga kini masih tersimpan rapi di kawasan Istana Mempawah.

Kerajaan Suku Biaju (Bidayuh) di Sungkung merasa iri dengan kejayaan Mempawah saat itu. Pada sekitar tahun 1400-an M, terjadilah perang “kayau-mengayau”, yaitu tradisi pemenggalan kepala manusia bagi orang Dayak. Patih Gumantar yang dikenal gagah berani dapat dikalahkan karena diserang secara mendadak. Kepalanya di-kayau oleh orang-orang Suku Bidayuh. Patih Gumantar memiliki tiga anak, yaitu Patih Nyabakng, Patih Janakng, dan Putri Dara Hitam. Sejak sepeninggalan Patih Gumantar, Mempawah mengalami masa kemunduran.

Sekitar dua ratus tahun kemudian (tahun 1610 M), Mempawah kembali bangkit. Tampil sebagai pemimpin baru adalah Panembahan Kudong/Kudung atau juga disebut Panembahan Yang Tidak Berpusat. Raja Kudong memindahkan pusat ibu kota Mempawah ke Pekana (Karangan).

Setelah Raja Kudong meninggal pada tahun 1680 M, tahta kekuasaan kemudian dipegang oleh Panembahan Senggauk. Pada masa pemerintahan ini, pusat ibu kota dipindahkan dari Pekana ke Senggauk, hulu Sungai Mempawah. Panembahan Senggauk menikah dengan putri Raja Qahar dari Kerajaan Baturizal Indragiri Sumatra, yang bernama Putri Cermin. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan, Mas Indrawati. Ketika usia Mas Indrawati telah beranjak dewasa, ia dinikahkan dengan Panembahan Muhammad Zainuddin dari Kerajaan Matan (Ketapang). Dari hasil perkawinan ini, lahirlah seorang putri cantik bernama Putri Kesumba. Ketika dewasa, Putri Kesumba dinikahkan dengan Opu Daeng Menambun.

Sebagai informasi, Opu Daeng Menambun merupakan keturunan (cucu) dari Raja La Madusalat yang memerintah Kerajaan Luwu (kini terletak di Provinsi Sulawesi Selatan) pada awal abad ke-18. Raja La Madusalat memiliki tiga putra, yaitu:

1. Pajung (pernah memerintah di Kerajaan Luwuk).
2. Opu Daeng Biasa (pernah menjadi pemimpin Suku Bugis di Betawi).
3. Opu Daeng Rilekke, yang dikenal sebagai pelaut pemberani dan suka
mengembara ke berbagai daerah dengan mengikutsertakan putra-putrinya. Ia mempunyai lima orang anak, yaitu: Opu Daeng Kemasih, Opu Daeng Perani, Opu Daeng Menambun, Opu Daeng Celak, dan Opu Daeng Melewa.

Dengan demikian, Opu Daeng Menambun sebenarnya bukan orang Kalimantan asli, namun sebagai perantau dari Sulawesi Selatan dan keturunan Suku Bugis. Sejak dulu keturunan La Madusalat dikenal sebagai pelaut-pelaut yang sangat ulung dan pemberani. Mereka merantau ke berbagai penjuru Nusantara dengan mengarungi laut-laut yang begitu luas, dengan tujuan Banjarmasin, Betawi, Johor, Riau, Semenanjung Melayu, hingga akhirnya tiba di Tanjungputa (Matan).

Ketika dalam masa perantauannya, kelima anak Opu Daeng Rilekke dikenal banyak membantu kerajaan-kerajaan kecil yang sedang dalam kesulitan. Hal itu terbukti ketika terjadi perang saudara di dalam Kesultanan Matan/Tanjungpura, di mana Panembahan Muhammad Zainuddin dibuang ke Banjar oleh adiknya, Pangeran Agung. Kelima bersaudara tersebut membantu Panembahan Muhammad Zainuddin untuk mengambilalih kekuasaan yang sempat jatuh. Sebagai hadiahnya, Opu Daeng Menambun dinikahkan dengan Putri Kesumba. Mereka berdua kemudian dikaruniai sepuluh orang putra-putri, dua di antaranya adalah Gusti Jamiril dan Utin Candramidi.

1. 2. Masa Kesultanan Mempawah Islam

Setelah bertahun-tahun menetap di Matan, Opu Daeng Menambun beserta keluarganya pindah ke Mempawah. Ketika Panembahan Senggauk meninggal pada tahun 1740 M, Opu Daeng Menambun naik tahta kekuasaan Mempawah dengan gelar Pangeran Mas Surya Negara. Opu Daeng Menambun memindahkan pusat kerajaan ke Sebukit Rama (kira-kira 10 km) dari Kota Mempawah.

Masa pemerintahan Opu Daeng Menambun merupakan masa di mana Kesultanan Mempawah Islam mulai berdiri dan kemudian berkembang. Pada masanya, penduduk Mempawah dikenal sebagai penganut Islam yang sangat taat. Opu Daeng Menambun sendiri dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan lebih mementingkan musyawarah dalam memutuskan berbagai kebijakan kesultanan.

Habib Husein Alkadrie, ulama terkenal asal Kalimantan Barat, pernah pindah dari Matan ke Mempawah. Salah seorang putri Opu Daeng Menambun, Utin Candramidi dinikahkan dengan Sultan Syarif Abdurrahman (Sultan I di Kesultanan Kadriah), putra Habib Husein Alkadrie.

Opu Daeng Menambun meninggal pada tahun 1766 M. Ia digantikan oleh putranya, Gusti Jamiril yang bergelar Panembahan Adiwijaya Kusuma Jaya. Panembahan Adiwijaya dikenal sebagai pemimpin yang sangat anti terhadap kolonialisme Belanda. Ia dikenal dengan sumpahnya bahwa bila suatu saat nanti ia meninggal, jasadnya haram untuk dimakamkan di tanah yang pernah diinjak oleh Belanda. Dengan dibantu oleh kedua putranya, Gusti Mas dan Gusti Jati, ia memimpin Kesultanan Mempawah untuk melawan Belanda.

Di masa pemerintahan Panembahan Adiwijaya, Kesultanan Mempawah mengalami masa keemasannya. Hal itu sangat didukung oleh kepiawaiannya dalam memimpin Mempawah. Meski demikian, ia selalu mendapat tantangan dari Belanda yang tidak henti-hentinya merongrong kekuasaannya. Bahkan, Belanda pernah mengirimkan ratusan pasukannya yang ada di Pontianak untuk menyerang Mempawah. Melihat situasi yang amat berbahaya ini, Panembahan Adiwijaya akhirnya memindahkan pusat pemerintahan Mempawah dari Sebukit Rama ke Sunga (Karangan). Meski demikian, ia masih terus melakukan perlawanan kepada Belanda.

Pada tahun 1790 M, Panembahan Adiwijaya meninggal. Saat itu, sempat terjadi kekosongan kepemimpinan. Kondisi ini dimanfaatkan Belanda untuk melakukan intervensi lebih jauh ke dalam pemerintahan Mempawah, yaitu dengan mengangkat Syarif Kasim sebagai Sultan Mempawah. Namun, kepemimpinan Syarif Kasim tidak bertahan lama karena ia harus memimpin Kesultanan Kadriah, menggantikan ayahnya, Sutan Syarif Abdurrahman. Kursi kepemimpinan kemudian diisi oleh adik Syarif Kasim, Syarif Husein. Lagi-lagi, kepemimpinan “bentukan” Belanda ini berlangsung sebentar karena Gusti Jati dengan dibantu saudaranya, Gusti Mas, mampu mengalahkan pemerintahan bentukan penjajah tersebut.

Akhirnya pada tahun 1820 M, Gusti Jati diangkat sebagai Sultan Mempawah dengan gelar Sultan Muhammad Zainal Abidin. Pada masa pemerintahan ini, Mempawah dikenal sebagai pusat perdagangan dan pertahanan. Gusti Jati memindahkan pusat pemerintahan Mempawah ke Pulau Pedalaman, daerah bekas pendudukan Belanda. Sebagai informasi, nama ibu kota pemerintahan (Mempawah) awalnya diambil dari nama sebuah pohon Mempawah yang banyak tumbuh di sekitar kesultanan.

Gusti Jati pernah diserang oleh Sultan Syarif Kasim dari Kesultanan Kadriah. Karena mendapat serangan yang cukup kuat, akhirnya Gusti Jati mundur ke Kerajaan Mempawah yang lama. Kekosongan kepemimpinan ini dimanfaatkan oleh Belanda dengan mengangkat Gusti Amin sebagai Sultan Mempawah dengan gelar Panembahan Adinata Krama Umar Kamaruddin (tahun 1831-1839 M).

Setelah Gusti Amin wafat, kepemimpinan di Mempawah banyak dikuasai (dikendalikan) oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengangkat beberapa sultan, yaitu: Gusti Mukmin, putra Gusti Amin, dengan gelar gelar Panembahan Mukmin Nata Jaya Kusuma (1839-1872 M); Gusti Makhmud bergelar Panembahan Muda Mahmud Alauddin (tidak diketahui datanya); dan Gusti Usman bergelar Panembahan Usman Mukmin Nata Jaya Kusuma (tidak diketahui datanya). Setelah Panembahan Usman meninggal, tahta kekuasaan kemudian dipegang oleh anak Panembahan Muda Mahmud, yaitu Gusti Ibrahim dengan gelar Panembahan Ibrahim Muhammad Syafiuddin (1872-1887 M). Pada masa pemerintahan ini, Belanda kembali melakukan kekerasan kepada rakyat Mempawah, misalnya memaksa mereka untuk membayar pajak. Ketika itu, sempat terjadi Perang Sangking sebagai simbol perlawanan rakyat terhadap kolonialisme Belanda.

Panembahan Ibrahim meninggal pada tahun 1887 M. Tahta kekuasaan seharusnya beralih kepada putra mahkota Gusti Muhammad Taufik Accamuddin, namun karena belum dewasa akhirnya diserahkan secara sementara kepada Gusti Intan atau Pangeran Ratu Suri dengan gelar Panembahan Anom Kesuma Yuda (1887-1902 M). Pada tahun 1902 M, tahta kekuasaan kemudian dipegang kembali oleh Panembahan Muhammad Taufik Accamuddin, yang memerintah selama lebih dari 40 tahun.

Panembahan Muhammad Taufik menikah dengan Ratu Mutiara, putri Sultan Sambas. Mereka dikaruniai dua orang putra-putri, yaitu Utin Ketumbar dan Pangeran Ukar (keduanya meninggal ketika masih kecil). Panembahan Muhammad Taufik menikah lagi dengan Encek Kamariyah yang bergelar Ratu Mas Sri Utama. Dari hasil perkawinan keduanya, ia memiliki empat orang putra-putri, yaitu: Pangeran Muhammad (Drs. H. Jimmy Mohammad Ibrahim), Pangeran Faisal Taufik, Pangeran Taufikiah, dan Pangeran Abdullah.

Pada tahun 1944 M, Panembahan Muhammad Taufik ditangkap oleh Jepang. Ia ditangkap bersama-sama dengan sejumlah raja dan pemuka masyarakat dari daerah lain. Mereka ditangkap karena dituduh melakukan pemberontakan terhadap rezim pemerintah “bala bantuan tentara Jepang”. Lebih dari 21.037 orang telah menjadi korban. Semenjak ditangkap, ia tidak diketahui keberadaannya lagi. Karena kekosongan kepemimpinan, pihak Jepang kemudian membentuk Bestuur Komisi sebagai pengganti sultan. Ketika itu, yang terpilih adalah Pangeran Wiranata Kesuma (1944-1946 M).

Sebelum pasukan sekutu tiba di Kalimantan Barat, Pangeran Muhammad sebenarnya telah diangkat oleh pihak Jepang sebagai tokoh (Panembahan) Mempawah, meski usianya baru 13 tahun. Ketika datang ke Kalbar pada tahun 1946 M, pihak Belanda pernah berusaha ingin menobatkan Pangeran Muhammad sebagai Panembahan Mempawah yang kedua kalinya. Namun, Pangeran Muhammad tidak mau karena ia masih ingin melanjutkan sekolahnya--ketika itu masih di bangku kelas V Jokio Ko Gakko (setingkat sekolah dasar). Pihak Belanda akhirnya mengangkat Gusti Musta‘an sebagai Wakil Panembahan hingga tahun 1975 M. Setelah beranjak dewasa, Pangeran Muhammad tetap tidak mau diangkat sebagai Sultan Mempawah. Dengan tekad yang sama, ia melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Gadjah Mada, Yogyakarta. Dengan tidak adanya keturunan Panembahan Muhammad Taufik yang naik tahta kekuasaan, maka sejarah Kesultanan Mempawah boleh dibilang terhenti di sini.

2. Silsilah

Berikut ini adalah daftar para penguasa di Kesultanan Mempawah, yang dirunut sejak periode Kerajaan Mempawah Dayak Hindu:

1. Patih Gumantar (1380-1400-an M)
2. Panembahan Kodong (1610-1680 M)
3. Panembahan Senggauk (1680-1740 M)
4. Opu Daeng Menambun (1740-1766 M)
5. Panembahan Adi Wijaya Kesuma (1766-1790 M)
6. Gusti Jati atau Sultan Muhammad Zainal Abidin (1820-1831 M)
7. Gusti Amin atau Panembahan Adinata Krama Umar Kamaruddin (1831-1839 M)
8. Gusti Mukmin atau Panembahan Mukmin Nata Jaya Kusuma (1839-1872 M)
9. Gusti Makhmud atau Panembahan Muda Mahmud Alauddin (tidak diketahui datanya)
10. Gusti Usman atau Panembahan Usman Mukmin Nata Jaya Kusuma (tidak diketahui datanya)
11. Gusti Ibrahim atau Panembahan Ibrahim Muhammad Syafiuddin (1872-1887 M)
12. Gusti Intan atau Panembahan Anom Kesuma Yuda (1887-1902 M)
13. Gusti Muhammad Taufik atau Panembahan Muhammad Taufik Accamuddin (1902-1944 M)

3. Periode Pemerintahan

Kesultanan Mempawah telah berdiri selama hampir 6 abad, yaitu sejak tahun 1380 hingga tahun 1944 M. Selama masa sejarah yang sangat panjang ini, pusat (ibu kota) kesultanan telah mengalami lima kali masa perpindahan, yaitu Pengunungan Sidiniang, Pekana, Senggaok, Sebukit Rama, dan Mempawah.

Sultan atau raja yang pernah berkuasa dibagi berdasarkan dua periodeisasi, yaitu zaman Hindu (Kerajaan Mempawah Dayak) dan zaman Islam (Kesultanan Mempawah Islam). Yang berkuasa di zaman Hindu adalah Patih Gumantar (pusat kekuasaannya di Pegunungan Sidiniang), Panembahan Kodong (Pekana), Panembahan Senggauk (Senggauk). Sedangkan yang memerintah di zaman Islam adalah Opu Daeng Menambun, Panembahan Adi Wijaya Kesuma, Gusti Jati atau Sultan Muhammad Zainal Abidin, Gusti Amin atau Panembahan Adinata Krama Umar Kamaruddin, Gusti Mukmin atau Panembahan Mukmin Nata Jaya Kusuma, Gusti Makhmud atau Panembahan Muda Mahmud Alauddin, Gusti Usman atau Panembahan Usman Mukmin Nata Jaya Kusuma, Gusti Ibrahim atau Panembahan Ibrahim Muhammad Syafiuddin, Gusti Intan atau Panembahan Anom Kesuma Yuda, Gusti Muhammad Taufik atau Panembahan Muhammad Taufik Accamuddin.

4. Wilayah Kekuasaan

Pada masa kini, Mempawah merupakan ibu kota Kabupaten Pontianak, yang berbatasan langsung dengan Kota Pontianak (jarak antara Mempawah dan Pontianak adalah sekitar 67 km). Mempawah memiliki 16 kecamatan, yaitu Mempawah Hilir, Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh, Siantan, Sungai Ambawang, Kuala Mandor B, Sungai Raya, Sungai Kakap, Kubu, Terentang, Batu Ampar Kubu, Rasu Jaya, Segedong, Anjongan, Sadaniang, dan Mempawah Timur.

5. Struktur Pemerintahan

Dalam proses pengumpulan data

6. Kehidupan Sosial-Budaya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pontianak pada tahun 2000, jumlah penduduk Mempawah adalah 624.866 jiwa. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan nelayan. Para petani biasanya mengembangkan pertanian padi dan palawija serta perkebunan karet dan kelapa. Sedangkan para nelayan ada yang memiliki alat tangkap sendiri dan ada pula yang menjadi buruh tangkap.

Di masa lalu, Kesultanan Mempawah pernah mengadakan interaksi dengan kerajaan atau kesultanan lain di Nusantara. Berawal dari hubungan dagang, lama-kelamaan berimbas pada terjadinya interaksi kebudayaan yang sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat setempat. Kebudayaan yang berkembang di Mempawah ternyata banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lain (luar). Secara umum, kebudayaan luar yang mempengaruhi kebudayaan Mempawah berasal dari tanah Bugis, tempat kelahiran Opu Daeng Menambun.

Salah satu bentuk budaya yang berkembang dan masih dipertahankan di Istana Mempawah adalah upacara Robo-robo. Upacara ini diadakan setiap setahun sekali, yaitu pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar. Upacara ini dilakukan pada Bulan Safar karena menurut kepercayaan masyarakat setempat, malam Safar adalah malam di mana banyak terjadi bala dan kesialan bagi umat manusia.

Bagi masyarakat setempat, upacara ini memiliki nilai historis, religius, dan magis. Secara historis, upacara ini memiliki keterkaitan dengan kedatangan Opu Daeng Menambun pertama kali di Mempawah serta hari-hari terakhir hidupnya. Upacara ini juga memiliki nilai religius karena sebagai bentuk permohonan dan doa kepada Tuhan YME agar mereka terhindar dari bala dan bahaya. Bersifat magis, karena upacara ini juga mengandung doa dan sesembahan kepada arwah leluhur agar dapat menolong mereka dari bala dan bahaya yang menimpa.

Upacara ini dilakukan di sejumlah tempat, yaitu: Makam Opu Daeng Menambun di Sebukit Rama; makam panembahan-panembahan dan sultan-sultan di Pulau Pedalaman; pantai yang pertama kali disinggahi Opu Daeng Menambun ketika sampai di Mempawah; jalan-jalan kecil dan gang-gang dalam Kota Mempawah; di Sungai atau Kuala Mempawah hingga ke pantai atau sepanjangan bantaran sungai.

Secara umum, tahapan dari penyelenggaraan upacara ini berupa: (1) upacara ziarah kubur, yaitu mengunjungi Makam Opu Daeng Menambun; (2) upacara kenduri, yaitu memohon doa dan keselamatan kepada Tuhan YME agar terhindar dari segala bala dan bahaya; (3) hiburan rakyat, seperti lomba sampan. (HS/sej/45/04-08).

Sumber :

* Rizal, Erwin. t.th. “Kesultanan Mempawah dan Kubu”, dalam Istana- istana di Kalimantan Barat. t.tp.:t.p.
* “Sejarah Kerajaan Mempawah”, dalam http://berlari.blogspot.com/2008/02/sejarah-kerajaan-mempawah.html, diakses tanggal 25 April 2008.
* “Sejarah Kerajaan Mempawah”, dalam http://www.pontianakonline.com/mempawah/equatopedia/sejarah/ kerjmempawah.htm, diakses tanggal 25 April 2008.
* “Pentingnya RTRW bagi Mempawah”, dalam http://stefanusakim.wordpress.com/2007/02/25/pentingnya-rtrw-bagi- mempawah-2/, diakses tanggal 3 Mei 2008.
Leia Mais...
0

KEPERCAYAAN DAN KEAGAMAAN


KEPERCAYAAN DAN KEAGAMAAN
Oleh: Mufti Ali
mengembangkan pemahaman yang benar tentang praktik-praktik keagamaan dan usaha-usaha yang diarahkan untuk pemurnian kepercayaan dan ritual Islam dari pengaruh-pengaruh yang menyimpang; (2) penegasan kembali (reafirmasi) ajaran-ajaran pokokIslam tentang urusan-urusan keduniaan; dan (3) penafsiran terhadap Islam yang memberikan dasar sebuah wawasan, bahwa Islam memilikipotensi dan kemampuan untuk beradaptasi dan berubah. Para pendukung proses ini berpendapat, bahwa ajaran-ajaran Islam dapat ditafsirkan untuk mengakomodasi (menampung) dan bahkan mendorong perubahan dalam konteks waktu, ruang atau pengalaman tertentu. Dasar dari penafsiran ini adalah keinginan untuk memadukan (merekonsiliasi) Islam dan modernitas dengan menciptakan sebuah pandangan dunia yang kompatibel dengan keduanya.

Secara signifikan perubahan dilihat sebagai sebuah proses yang menekankanreislamisasi kaum muslim daripada mengajak orang-orang non-muslim untuk menganut Islam (proselitisasi). Maka itu, target reislamisasi bukanlah orang-orang Indonesia secara umum, tapi lebih ONTINUITAS dan perubahan merupakan dua ciri yang menonjol dari perkembangan Islam di Indonesia pada awalpada kaum muslim sendiri; proses ini lebih menekankan kualitas iman abad ke-20.
Kontinuitas mewujudkan diri dalam daripada jumlah penganut. kecenderungan kaum muslim untuk : (1) melestarikan pelbagai kepercayaan dan praktik (keagamaan), yang sebagian besar tidak bias Muhammadiyah dalam Konteks Gerakan-gerakan diterima di daerah-daerah tertentu; dan (2) membatasi Islam hanyaKeagamaan Lain di Indonesia dalam bentuk ritual dan tidak menginspirasikan perubahan dalamkehidupan sosial, kultural dan material. Sedang perubahanPerubahan keagamaan dan sosial merupakan komponen kuncidari berbagai gerakan Islam sejak awal abad ke-20. Sementara paramerefleksikan proses reislamisasi yang terus menerus di kalangan kaum muslim Indonesia.
1 Proses ini mencakup : (1) upaya untuk pemimpin gerakan-gerakan ini menjalankan organisasi mereka atasmisi yang diilhami oleh agama yang sama, terdapat beberapaperbedaan menyangkut program-program yang mereka tekankan. Organisasi Islam pertama yang muncul pada awal abad ke-20 adalah ‘Reislamisasi’ merujuk kepada proses berkesinambungan dari pengajaran kaumSarekat Islam, sebuah gerakan nasional Islam yang didirikan untukmuslim Indonesia tentang cara hidup menurut ajaran Islam. Mitsuo Nakamura,“The Crescent Arises Over the Banyan Tree: A Study of the Mu-hammadiyahmeningkatkan kemampuan berdagang para pedagang muslim Indo-Movement in A Central Javanese Town” (Disertasi Doktor, Cornell University,nesia. Kombinasi ini1976), 1-2; Harry J. Benda, The Crescent and The Rising Sun: Indonesian Islam Underthe Japanese Occupation 1942-1945 (The Hague and Bandung: W van Hoeve, 1958),

Ideologi Kaum Reformismembantu meratakan jalan bagi kemerdekaan dari penjajahan lingkungan memainkan peran sangat penting dalam membentukBelanda dan pembebasan dari dominasi ekonomi pedagang Cina.karakter gerakan yang bersikap toleran dalam pandangankeagamaannya dan usaha-usahanya dalam dakwah. 5 Pemahaman Muhammadiyah dan Sarekat Islam (SI) mempunyai hubungan yangbaik satu sama lain sampai tahun 1920-an, ketika yang disebut terakhirkeagamaan memperkuat etika sosial dan menekankan tanggungjawabmengeluarkan sebuah kebijakan baru yang melarang anggotanyamoral. Karakteristik ini membedakan Muhammadiyah dari gerakan-memiliki keanggotaan di Muhammadiyah, dan begitu sebaliknyagerakan Islam reformis lainnya.Alasan pelarangan ini adalah penolakan Muhammadiyah untukSebagai salah satu organisasi Islam terbesar yang menekankanmendukung sikap politik SI yang konfrontatif. Hubungan antaraamal usahanya pada kesejahteraan sosial, Muhammadiyah dipandangMuhammadiyah dan al-Irsyad di pihak lain ditandai oleh adanya salingsebagai representasi aliran ‘reformis’ dan ‘modernis’ di kalangan kaumpengertian terhadap misi masing-masing. Para pemimpin keduamuslim Indonesia. 6 Nasr mendefinisikan istilah-istilah tersebutgerakan ini, Ahmad Dahlan dan Syaikh Ahmad Surkati, bersepakatsebagai gerakan yang secara terus menerus bertujuan untukuntuk merehabi-litasi kaum muslim Indonesia dengan memperbaikimemelihara bagian dari masa lampau, menjustifikasi masa kini, dankondisi keagamaan dan sosial-ekonomi – Surkati berkonsentrasi padamelegitimasi masa depan yang dapat dipahami; yang karena itukomunitas Arab Indonesia dan Dahlan pada kaum muslim Indone-menciptakan kaitan antara yang lama dan yang baru.7 Aliran reformissia asli.2 Persatuan Islam (Persis) juga mengklaim bergerak dalamdan modernis keduanya didasar-kan terutama pada argumen bahwalapangan sosial, tapi ia lebih memfokuskan diri pada penyebarannilai-nilai Islam merupakan komponen penting dari setiap prosesagama ketimbang pada dimensi sosial. Persatuan Islam tumbuh dipembaruan (reform) di duniadaerah yang, menurut Benda, paling sedikit menerima pengaruhbudaya Hindu-Budha; di situ, Islam menampakkan diri dalam bentukyang lebih murni.3 Faktor ini mempengaruhi program-programkeagamaannya. Berbeda dari Muhammadiyah yang lebih suka
Paradoks tersebut tampak dalam kenyataan bahwa publik memahamipenyebaran ide-ide secara tenang dan damai, Persis terlibat dalamMuhammadiyah sebagai organisasi yang fanatik dan tidak toleran, padahal dalamdebat publik dan polemik melalui ceramah (pengajian) dan penerbitan-kenyataannya metode-metode dakwahnya sangat damai dan toleran. Gerakanpenerbitan. Persis menantang mereka yang tidak setuju dengan ide-ini juga sering dilihat sebagai anti budaya Jawa, padahal dalam banyak hal iaidenya dan gerakan ini mempertahankan pandangan keagamaanyamenjunjung tinggi nilai-nilai tradisi Jawa. Nakamura, “The Crescent Arises Over,”dalam debat-debat publik.4 Bertolak belakang dengan keadaan yang321.
kondisi lokal di mana Muhammadiyah tumbuhIbid., 2-3. Label-label ini ditemukan dalam beberapa karya ilmiah yang lain:Alfian, Muhammadiyah: The Political Behavior of A muslim Modernist Organizationmenggambarkan sebuah kehidupan keagamaan yang heterodoks. Jadi,Under Dutch Colonialism (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989); Noer,The Modernist muslim; Benda, The Crescent and the Rising Sun; Howard M. Federspiel,Bisri Affandi, “Shaykh Ahmad al-Surkati: His Role in al-Irshad Movement inPersatuan Islam: Islamic Reform in Twentieth Century Indonesia (Ithaca, N.Y.: Mod-Java in the Early Twentieth Century” (Tesis M.A., Institute of Islamic Studies,ern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Cornell University, 1970);McGill

Ideologi Kaum Reformis
Kaum reformis percaya bahwa mereka bisa hidup di duniagerakan reformasi Islam di Indonesia yang pernah dilakukan, bahwamoderen tanpa meninggalkan prinsip-prinsip ajaran agama mereka.“seluruh gerakan reformis Islam pada periode berikutnya semuanyaDalam menjustifikasi validitas paradigma ini, Muhammadiyah sangatdidasarkan pada langkah-langkah menuju pemurnian Islampercaya bahwa sumber-sumber fundamental Islam bisa diterjemahkan sebagaimana yang disuarakan oleh Ibn Taimiyah (1263-1328), yangberjuang untuk memurnikan Islam dari pengaruh sesat.”10ke dalam realitas konkrit kehidupan keagamaan, sosial, ekonomi danpolitik kaum muslim Indonesia. 8 Pandangan ini berbeda dariK ajian dalam buku ini menegaskan, misi refor masipendekatan yang digunakan oleh orang-orang Islam di Indonesia padaMuhammadiyah selalu memberikan tekanan lebih besar kepadabagian awal abad ke-20 yang membatasi diri mereka untuk hanyakesejahteraan sosial; bahwa prinsip dasar iman dan ibadah tidakmelaksana-kan ritus keagamaan (‘iba> d ah). Jadi, reformasi terbatas pengaruhnya terhadap keimanan dan ritual per se, tapiMuhammadiyah bertujuan tidak hanya untuk mengembalikanmempunyai implikasi yang luas apabila diletakkan dalam kontekspemahaman keagamaan yang terbatas ini, tetapi juga untuksosial; terlepas dari penegasan-penegasan tersebut, implementasi menyesuaikan program-programnya dengan sebuah formula aksi yangkeimanan dan ritual selalu membutuhkan praktik keagamaan sehari-nyata, yang memungkinkan orang Indonesia memecahkan problem-hari yang standar dan baku. Barangkali, karena klaim akan pentingnyaproblem dunia yang berubah dengan cepat.praktik keagamaan inilah Muhammadiyah masih dianggap sebagai
Dalam pandangan Muhammadiyah sendiri misi reformasigerakan1 yang hanya memperhatikan pemurnian akidah dan ibadah. mencakup banyak segi kehidupan keagamaan dan sosial kontemporer.Bahkan, pada periode awal perkembangan gerakan ini, prinsip-prinsipSeperti akan dibahas dalam bab kedua dan ketiga nanti, di antarareformasi sosial dan teologi praksis ditransformasikan ke dalamsegi-segi itu bisa dilacak pada pandangan dasar keagamaan danpelbagai infrastruktur yang tidak terbatas pada wilayah perdebatan pandangan filosofisnya, yang berkaitan dengan hubungan antarateologis, tetapi bertujuan terutama untuk memberikan dukungantanggungjawab keagamaan dan sosial. Namun, karena usaha-usahasosial.pemurnian agama tampaknya selalu mendominasi agenda para penulisgerakan reformasi Islam di Indonesia, hal ini menciptakan kesanbahwa reformasi selalu terbatas pada pemurnian Islam dari praktikkeagamaan yang keliru (bid‘ah) dan supertisi (kurafa>t).9 Karena itu,Muhamma-diyah memberikan pengertian yang lebih luas terhadapistilah tersebut. Sering juga dinyatakan, seperti dalam studi tentangIslam (Chicago: The University of Chicago Press, 1950), 33. Di India dan Paki-stan, misalnya, aspek-aspek yang muncul di bawah tema “penerapan šari‘ahyang benar,” menjadi tekanan dalam kajian tentang tajdid dan dalam rekonstruksi8












JUDUL MAKALAH
KEPERCAYAAN DAN KEAGAMAAN


















Oleh: Mufti Ali Noer


Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (Idia) Prenduan
Sumenep Madura
Tahun 2010-2011
Leia Mais...
0

TANGISANMU




TANGISANMU

SIMPANLAH SEMUA AIR MATA MU
JIKA HANYA MENANGIS KARENA DIRIKU
KARENA DIRIKU INI HANYA MANUSIA HINA
YANG TIDAK PANTAS UNTUK DIKASIHI
APALAGI UNTUK DITANGISI
AKAN TETAPI HIDUP INI TERLALU INDAH
UNTUK KITA TANGISI
FATAMORGANA CINTA TERKADANG MEMBUATMU TERLENA
AKAN KEBERADAAN KU
KAU SENGAT ELOK, INDAH RUPAWAN
MAKA JANGAN KAU KOTORI
WAJAHMU DENGAN TETESAN AIR MATAMU
HANYA UNTUK SEORANG YANG TAKKAN BISA SEMPURNA










Sang pengemis cinta
Leia Mais...
0

BENCANA SEBAGAI UJIAN, TEGURAN ATAUKAH AZAB DARI ALLAH…?


BENCANA SEBAGAI UJIAN, TEGURAN ATAUKAH AZAB DARI ALLAH…?
Dalam dekade terakhir, banyak bencana yang melanda negeri kita ini mulai dari Tsunami di Aceh, gempa di Jogya, jebolnya Situ Gintung, gempa di Jawa Barat, serta yang paling hangat adalah gempa di Padang yang baru terjadi beberapa minggu lalu. Dari berbagai peristiwa itu tidak sedikit orang yang meninggal, hilang ketimbun puing-puing bangunan, rumah rusak dan korbanluka-luka. Kita sebagai umat muslim harus memandang kejadian ini dalam perspektif Islam, apakah sebagai ujian, teguran atau azab.
Pertama, ujian yaitu Allah menurunkan musibah atau bencana kepada makhluk-Nya yang beriman kepada-Nya sebagai ujian terhadap keimanan seseorang, apakah ia akan tetap istiqamah terhadap keimanannya. Karena di dalam Al-Qur’an diterangkan bahwa tidak dikatan berima seseorang sebelum Allah mencobanya.
Ujian hanya diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang saleh yang selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dan ini biasanya bersifat musibah pribadi. Seperti diuji Allah melalui sakit, takut, kelaparan, kemiskinan dan lain sebagainya.
Kedua, Teguran dari Allah swt. Kita ketahui bahwanya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap para makhluk-Nya, Dia tidak akan tega melihat hamba-Nya yang masih mempunyai iman walaupun sedikit untuk larut dalam perbuataan dosa dan pelanggaran terhadap segala perintah-Nya, makanya Allah SWT menegurnya dengan bencana supaya hambanya yang selamat dan bisa berbenah diri guna menyadari kesalahannnya kemudian bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
Ketiga, Azab yaitu diturunkan Allah SWT kepada kaum yang nyata membangkang dan betul-betul tidak mau menerima Ajaran Allah dan para Nabinya. Dalam hal ini Allah betul-betul Maha Kuasa untuk menghancurkan suatu negeri tanpa sisa, seperti yang diceritakan dalam Al-Qur’an diantaranya kaum Nabi Nuh yang diazab oleh Allah berupa banjir yang menyamai gunung, kaum Nabi Luth yang dihujani batu. Dari mereka hanya sedikit yang mendapat petunjuk Allah kemudian beriman kepeda nabinya.
Menurut saya pribadi bencana yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini merupakan teguran dari Allah, guna menyadarkan kita semua supaya beranjak dari perbuatan dosa menuju ke jalan kebenaran yang diridhoi-Nya. Oleh karena itu dengan Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah, tidak rela melihat kita tergelincir dan larut dalam perbuatan maksiat yang selama ini kita perbuat. Adapun jika kita mengatakan bencana tersebut hanya sebagai ujian dari Allah, maka tidak akan ada usaha untuk memperbaiki diri, hilangnya introspeksi diri, malahan kita merasa baik-baik saja sehinnga untuk bertobat pun kita sulit meskipun telah melakukan penyimpang-penyimpangan dari aturan agama.
Oleh karena itu, mari kita semua bermuhasabah dan instrospeksi diri terhadap kesalahan-kesalahan kita selama ini, mari taubat dan meninggalkan maksiat serta kita belajar menjalankan peraturan Allah semampu kita, janganlah kita malah membenci orang yang “ber amar ma’ruf nahi mungkar” dan kita jangan lebih suka saling memfitnah. Amat tidak etis jika kita mengatakan bahwa bencana ini adalah karena gejala alam semata dan tidak ada hubungannya dengan agama.
Jika penduduk negeri ini tak berhenti dari perbuatan maksiat dan perilaku syirik, maka itu akan bisa memenuhi syarat suatu kaum untuk menerima bencana demi bencana dari Allah. Seperti Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q.S. Al-A’raaf : 96)
Leia Mais...
0

Wanita dan Tradisi Buka-Bukaan


Wanita dan Tradisi Buka-Bukaan
Pada zaman Eraglobalisasi ini banyak sekali perkembangan yang terjadi didunia, salah satunya yakni perkembangan tehknologi yang menjadi plopor perkembangan disector-sektor yang lain, namun di tengah maraknya eraglobalisasi ini banyak sekali dampak negatif yang dirasakan oleh manusia pada saat ini.
Seiring dengan perkembangan Iptek (ilmu pengetahuan dan tekhnologi) banyak di manfaatkan oleh para penerus bangsa atau oleh kaula muda dibidang apapun, akan tetapi semangkin berkembangnya Iptek bayak sekali pengaruh negatif yang timbul dikalangan kaula muda kita saat ini, ironisnya bukan hanya para kaula muda yang ikut serta akan hal tersebut, bahkan lebih konyolnya lagi para orang tua yang sudah bau tanah ikut campur didalamnya dengan alasan tidak mau ketinggalan zaman. Seiring dengan pergolakan globalisasi saat ini banyak tradisi-tradisi yang muncul dimasyarakat yang bertolakbelakang dengan agama, saat kini mulai berkembang dikhalayak umum, tidak sedikit penerus bangsa kita melakukan hal-hal yang tidak wajar dilakukan, apa lagi oleh kita selaku mahasiswa, sehingga norma hukum dan norma agama diremehkan, dan bahkan ada sebagian yang meremehkan akan hal tersebut.
Saat ini telah tampak disekeliling kita tradisi yang dilakukan oleh kaum hawa yang sangat bertentangan dengan agama, khususnya bagi kita yang beragama islam, sudah tidak asing lagi bagi kaum hawa saat ini untuk melakukan selebrasi-selebrasi yang di larang keras oleh agama, salah satunya yakni tradisi buka-bukaan yang sudah sering kali dilakukan oleh kaum hawa dengan mengenakan pakaian yang serba kelihatan atau serba kekurang, ada yang sengaja menggunakan pakaian anak kecil, yang tidak cukup untuk menutupi semua bagian tubuhnya dengan tujuan agar bagian badannya yang tidak tertutup dapat dilihat orang lain khususnya oleh kaum adam, ada yang menggunakan baju tapi pusarnya kelihatan, ini sudah sudah jelas melanggar norma-norma agama, tapi sayangnya ketika mereka ditanya mengapa mereka menggunakan pakaian yang serba kekurangna atau serba kelihatan dan ketat? mereka menjawab dengan remeh ini hanya untuk mengikuti tren masa kini karena kalau tidak mengikuti tren masa kini takut di bilang katro, dan ada sebagian yang menjawab ini adalah hak kami sebagai masyarakat yang merdeka kami punya HAM (Hak Asasi Manusia).
Kebanyakan para muda-mudi kita saat ini telah terjerumus kearah yang negatif, anehnya lagi ada sebagian dari mereka yang menggunakan busana muslim hanya ingin mengikuti tren masa kini seperti yang dilakukan oleh para artis yang memang kebanyakan dari mereka sudah tidak punya moral dalam prilaku dalam berpakaian dan dalam pergaulan.
Kebanyakan muda-mudi kita saat ini cendrung mencontoh prilaku dan cara berpakaian para artis-artis, sehingga tidak sedikit dari muda-mudi kita yang merasakan dampak itu, ada sebagian dari mereka yang kehilangan kehormatannya, akibat prilaku mereka yang mengundang nafsu sahwat para kaum adam untuk menikmati mereka, karena secara tidak langsung ketika kaum hawa menggunakan pakaian yang serba kekurangandan serba sexi itu telah mengundang nafsu para kaum adam yang memiliki nafsu seperti setan, karena dengan berpakaian yang serba terbuka dan serba sexi banyak sekali kaum adam yang meresa ingin menyentuh atau lebih dari itu ketika melihat para kaum hawa mengenakan pakaian yang seksi atau pakaian yang serba kekurangan, sehingga terjadilah hal-hal yang tidak dinginkan, seperti pemerkosaan dan lain sebagainya, berkaitan dengan hal itu juga Rasulullah SAW bersabda yang atinya sebagai berikut:
Siapa saja dari seorang perempuan yang melepas pakaian (membuka) selain dirumahnya (diluar rumah), maka allah pasti merobek tirai kehormatan dari padanya (HR. Ahmad, Tibrani, dan Bazaar dari Aisyah)

Kalau kita simpulkan hadits diatas, jelaslah sudah bahwasanya kaum hawa dilarang keras oleh agama khususnya bagi kita sebagai penganut agama islam untuk menggunakan pakaian yang sexi apalagi sampai membuka pakaian bukan untuk muhrimnya (suami), karena hanya suamilah yang halal untuk melihatnya.
Budaya pamer kemolekan tubuh kian hari kian meningkat, seakan-akan tidak ada hentinya, bagi yang kurang montok mereka berlomba-lomba untuk menjadikan tubuhnya montok dengan tujuan ingin dapat perhatian dari kaum adam, bukannya berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadah tetapi berlomba-lomba dalam hal kejelekan yang sudah jelas bertentangan dengan agama.
Bayak sekali wanita yang lemah Imannya yang hidup di zaman modern ini lebih menitik beratkan kepada kepuasan dan kebebasan hidup dengan tidak lagi memperdulikan Norma-Norma kehidupan dan norma Agama, bahkan ada dari sebagian dari para kaun hawa yang beranggapan bahwasanya kemolekan tubuhnya merupakan sebuah anugrah dari tuhan yang tidak boleh disia-siakan. Sehingga lekuk liuk tubuhnya dipertontonkan kepada siapa saja.
Dan ironisnya lagi mereka yang berjilbab tidak mau kalah saing, walaupun kepala mengenakan jilbab namun mereka masih saja ingin mempertontonkan kemulusan dan kemolekan leher mereka, ada juga yang mengenakan jilbab namun masih menggunakan pakian yang tembus pandang, dan pakaian yang serba ketat sehingga bentuk-bentuk tubuhnya terlihat sexi. Saat ini banyak sekali para kaum hawa baik mereka yang beragama Islam ataupun nonislam hanya ingin menuruti nafsu belaka, dan mereka telah diperbudak oleh nafsu, sehingga tidak jarang banyak sekali muda-mudi yang terjerumus kedalam lembah kenistaan akibat menuruti nafsu mereka, mengenai hal tersebut Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya:
Sesungguhnya nafsu syahwat itu mendorong manusia kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diramati oleh Allah SWT. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang.(QS. Yusuf: 53)

Maka dari itu kita sebagai umat beragama khususnya bagi kita yang beragama isalam hendaknya lebih memperhatikan lagi apa yang akan kita lakukan baik dari segi prilaku, adab sopan santun serta adab berpakaian agar kita tidak terjebak dalam lembah kenistaan. Dan sebagai penerus bangsa kita harus menjagai diri dari prilaku-prilaku yang kurang baik agar Allah SWT selalu melindungi kita dari dari apa-apa yang tidak kita ketahui. Karena kita semua adalah muda-mudi sebagai penerus bagsa dan penerus tongkat estafet Negara dan agama kita.
Leia Mais...
0

ANJUNGAN DAERAH SEBAGAI ETALASE PRODUK


ANJUNGAN DAERAH SEBAGAI ETALASE PRODUK


Peluang Kalbar untuk mempromosikan ragam seni budaya sekaligus memasarkan berbadai produk industri, khususnya kerajinan tangan lokal kian terbuka. Menyusul dibukanya anjungan daerah di Jogjakarta oleh Sri Sultan Hamengkubuwono 28 Oktober lalu.



Momen hari Sumpah Pemuda tahun 2009` dipergunakan Pemerintah kota Jogjakarta sebagai salah satu tujuan kota wisata, dengan meresmikan 9 asrama mahasiswa dari sejumlah provinsi menjadi anjungan daerah.



Ditemui wartawan seusai mengikuti agenda Muspida di Balai Petitih kemarin, kepala dinas perindustrian dan perdagangan – Disperindag provinsi Kalbar Dody Surya Wardaya menyebutkan 4 provinsi di pulau Kalimantan dan 5 provinsi di wilayah Sumatra mengikuti peresmian anjungan daerah di Jogjakarta. Pemerintah Kalbar menyambut positif inisiatif pemerintah kota Jogajakarta, yang meningkatkan fungsi asrama mahasiswa daerah` menjadi etalase yang mampu menampilkan seni budaya daerah masing – masing.



Selain di Jogjakarta` provinsi Kalbar juga mempunyai satu anjungan lain di Jakarta, tepatnya di Taman Mini Indonesia indah.



Kepala dinas perindustrian dan perdagangan – Disperindag Kalbar Dody Surya Wardaya mengatakan` disamping memamerkan berbagai potensi daerah`, anjungan daerah di Jogjakarta juga dapat mencairkan eksklusifisme mahasiswa asal daerah, yang tinggal di setiap asrama daerah di Jogjakarta.



Bukan saja itu` program ini juga semakin mempererat kesatuan dan persatuan antar daerah, serta mencairkan hubungan masing – masing daerah melalui warganya yang menuntut ilmu atau berdomisili di Jogjakarta.(boyke sinurat_rri)
Leia Mais...
1

PERBANYAKLAH INTROSPEKSI DIRI


PERBANYAKLAH INTROSPEKSI DIRI

Oleh: M. Zainal Bakri
Santri Sekaligus Mahasiswa IDIA Al Amien Prenduan
Introspeksi diri adalah sebuah permasalahan yang sangat penting dalam diri manusia untuk menjalani kehidupan saat ini, esok dan seterusanya, hanya dengan introspeksi dirilah masalah kebahagiaan dan perbaikan diri kita dapat kita lakukan. Introspeksi diri merupakan sebuah perbuatan yang sangat besar sekali manfaatnya untuk kita semua dalam menjalani kehidapan saat ini dan seterusnya. Introspeksi diri dilakukan dengan cara memperhatikan keadaan diri pribadi kita, merenunginya, dan mengenal lebih jauh apa yang terdapat dalam diri kita.
Introspeksi diri merupakan jalan yang ditempuh oleh kebanyakan orang-orang yang beriman, mereka yang sudah beriaman selalu senantiasa mengoreksi diri pribadi mereka, apa yang telah mereka lakukan dan mereka perbuat selama beberapa hari, mereka memperbaiki semua perbuatan-perbuatan yang dianggap kurang baik, dan meningkatkan amal perbuatan mereka yang dianggap baik.
Seseorang yang sudah mampu melihat kelemahan yang terdapat dalam dirinya alias introspeksi diri akan dapat meningkatkan rasa tawaddu'nya kepada Allah SWT dan juga kepada sesama menusia dan juga bisa mengoreksi perbuatan-perbuatan yang akan dilakukan sehingga tidak menimbulkan fitnah dan lain sebagainya. Dan pelu diingat kita juga perlu merenungkan atas apa-apa yang sudah dilakukan oleh para ulama dan masayeikh terdahulu, oleh para sahabat sehingga kita semua dapat memperoleh acuan sebagai panduan kita dalam meningkatkan rasa tawaddu' kita kepada Sang Maha Kuasa dan kepada orang lain dan juga kita dapat mengetahui kelemahan diri kita dan berapa jauhnya perbedaan kita dengan mereka.
Banyak sekali cara agar kita bisa mengintrospeksi diri, Salah satunya adalah menanamkan kedalam diri pribadi kita bahwa kita senantiasa ada dalam pengawasan Allah SWT sehingga kita selalu berusaha untuk berhati-hati dalam melakukan perbuatan sekecil apau itu, karena memang Allah lah Sang Maha Mengetahui atas apa yang tidak kita ketahui sekecil apapun itu. oleh karena itu mari kita semua untuk saling mengintrospeksi diri pribadi kita masing-masing agar hidup kita lebih baik kedepannya dan kita selalu bisa menjalankan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Leia Mais...
0

sungai kapuas

Rabu, 26 Mei 2010.

DESAIN PERKUATAN TEBING SUNGAI KAPUAS KOTA PONTIANAK

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang

pengalirannya oleh garis sempadan yaitu garis batas luar pengaman sungai. Sungai Kapuas adalah sungai yang tidak memiliki perbedaan debit yang cukup jauh antara

musim penghujan dan musim kering. Tetapi tetap saja sungai ini membawa debit yang besar dengan kandungan sedimen yang tinggi. Karena adanya faktor aliran yang tak

berhenti sepanjang tahun, maka perubahan akan terjadi pada saluran sungai. Salah satu perubahan yang pasti akan terjadi adalah perubahan aliran sungai, yang berarti

akan terjadi penggerusan secara perlahan pada dinding sungai sehingga merubah bentuk aliran sungai tersebut. Selain itu, dalam peninjauan sungai Kapuas kota Pontianak juga dipengaruhi oleh pengaruh pasang surut air laut. Adapun lokasi studi dilakukan pada lokasi wisata Tugu Khatulistiwa Maksud dari tugas akhir ini adalah melakukan pemilihan dan perhitungan desain perkuatan tebing sungai yang dipengaruhi pasang surut. Sedangkan tujuan dari

pembuatan tugas akhir ini adalah membebaskan lahan dari ancaman kelongsoran tebing dengan membuat perkuatan tebing dimana nantinya wilayah ini akan dijadikan

kawasan wisata Tugu Khatulistiwa dan dapat dipergunakan sebagai lahan parkir kendaraan bagi kawasan wisata tersebut. Adapun kerusakan yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh gelombang yang timbul ketika ada kendaraan air yang lewat dimana kerusakan tebing yang ada telah mencapai kurang lebih 50 m. Tahapan yang dilakukan adalah melakukan analisis curah hujan dengan pengaruh luas

dari Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS yang mempengaruhi adalah DAS Kapuas Besar, DAS Landak, dan DAS Kakap. Dari analisis ini diperoleh debit banjir dengan periode ulang tertentu. Selain itu juga dilakukan analisis pasang surut muka air. Kedua parameter ini nantinya akan digunakan untuk memperoleh ketinggian muka air maksimum dengan menggunakan porgram Duflow. Berdasarkan pemilihan yang telah dilakukan maka struktur perkuatan tebing yang

dapat digunakan pada tebing kritis Kota Pontianak untuk tebing kritis di lokasi Tugu Khatulistiwa ialah struktur turap (sheet pile) baja tipe straight. Pertimbangan ini

secara khusus didasarkan pada biaya pelaksanaan dan kondisi tanah lunak yang berada di lokasi tersebut. Namun, faktor keindahan estetika bangunan tebing merupakan faktor yang sangat penting.
Leia Mais...
0

Asuransi Dalam Islam

Jumat, 21 Mei 2010.
Asuransi Dalam Islam
Dalam Ensikloped Indonesia di sebutkan bahwa asuransi ialah jaminan atau perdagangan yang di berikan oleh penanggung (misalnya kantor asuransi) kepada yang bertanggung untuk risiko kerugian sebagai yang ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) bila terjadi kebakaran, kecuriam, kerusakan dan sebagainya ataupun mengenai kehilangan jiwa (kematian) atau kecelakaan lainnya, dengan yang tertanggung membayar premi sebanyak yang di tentukan kepada penanggung tiap-tiap bulan.

A. Abbas Salim memberi pengertian, bahwa asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai (substitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa hal itu sama dengan orang yang bersedia membayar kerugian yang sedikit pada masa sekarang agar dapat menghadapi kerugian-kerugain besar yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.

Misalnya, dalam asuransi kebakaran seseorang mengasuransikan rumahnya, pabriknya atau tokonya kepada perusahaan asuransi. Orang tersebut harus membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila terjadi kebakaran, maka perusahaan akan mengganti kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kebakaran itu.
Leia Mais...
0

Sejarah Robo-Robo di kota mempawah


Sejarah Robo-Robo

Awal diperingatinya Robo-robo ini sendiri, bermula dengan kedatangan rombongan Opu Daeng Manambon dan Putri Kesumba yang merupakan cucu Panembahan Mempawah kala itu yakni, Panembahan Senggaok yang merupakan keturunan Raja Patih Gumantar dari Kerajaan Bangkule Rajangk Mempawah pada tahun 1148 Hijriah atau 1737 Masehi.

Masuknya Opu Daeng Manambon dan istrinya Putri Kesumba ke Mempawah, bermaksud menerima kekuasaan dari Panembahan Putri Cermin kepada Putri Kesumba yang bergelar Ratu Agung Sinuhun bersama suaminya, Opu Daeng Manambon yang selanjutnya bergelar Pangeran Mas Surya Negara sebagai pejabat raja dalam Kerajaan Bangkule Rajangk.

Berlayarnya Opu Daeng Manambon dari Kerajaan Matan Sukadana (Kabupaten Ketapang) diiringi sekitar 40 perahu. Saat masuk di Muara Kuala Mempawah, rombongan disambut dengan suka cita oleh masyarakat Mempawah. Penyambutan itu dilakukan dengan memasang berbagai kertas dan kain warna warni di rumah-rumah penduduk yang berada di pinggir sungai. Bahkan, beberapa warga pun menyongsong masuknya Opu Daeng Manambon ke Sungai Mempawah dengan menggunakan sampan.

Terharu karena melihat sambutan rakyat Mempawah yang cukup meriah, Opu Daeng Manambon pun memberikan bekal makanannya kepada warga yang berada di pinggir sungai untuk dapat dinikmati mereka juga. Karena saat kedatangannya bertepatan dengan hari Minggu terakhir bulan Syafar, lantas rombongan tersebut menyempatkan diri turun di Kuala Mempawah. Selanjutnya Opu Daeng Manambon yang merupakan keturunan dari Kerajaan Luwu Sulawesi Selatan, berdoa bersama dengan warga yang menyambutnya, mohon keselamatan kepada Allah agar dijauhkan dari bala dan petaka. Usai melakukan doa, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Prosesi itulah yang kemudian dijadikan sebagai awal digelarnya hari Robo-robo, yang saban tahun rutin dilakukan warga Mempawah, dengan melakukan makan di luar rumah bersama sanak saudara dan tetangga.

Bagi sebagian masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, bulan Safar diyakini sebagai bulan naas dan sial. Sang Pencipta dipercayai menurunkan berbagai malapetaka pada bulan Safar. Oleh sebab itu, masyarakat yang meyakininya akan menggelar ritual khusus agar terhindar dari “kemurkaan” bulan Safar. Ritual tersebut juga dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap arwah leluhur.

Namun pandangan di atas berbeda dengan pandangan masyarakat Kota Mempawah yang menganggap bulan Safar sebagai “bulan keberkahan” dan kedatangannya senantiasa dinanti-nantikan. Karena pada bulan Safar terjadi peristiwa penting yang sangat besar artinya bagi masyarakat Kota Mempawah hingga saat ini. Peristiwa penting tersebut kemudian diperingati dengan menggelar Ritual Robo-robo.

Dinamakan Robo-robo karena ritual ini digelar setiap hari Rabu terakhir bulan Safar menurut penanggalan Hijriah. Tujuan digelarnya ritual ini adalah untuk memperingati kedatangan dan/atau napak tilas perjalanan Opu Daeng Menambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan, Martapura, Kabupaten Ketapang, ke Kerajaan Mempawah, Kabupaten Pontianak, pada tahun 1737 M/1448 H.

Opu Daeng Menambon adalah putra ketiga Opu Daeng Rilekke yang terkenal sebagai pelaut handal dan gemar sekali melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Nusantara bersama dengan anak-anaknya. Opu Daeng Rilekke sendiri adalah putra ketiga Sultan La Madusalat dari Kesultanan Luwuk, Bone, Sulawesi Selatan, yang telah menjadi Kesultanan Islam sejak tahun 1398 M. Opu Daeng Menambon beserta keluarganya pindah dari Kerajaan Matan ke Kerajaan Mempawah atas permintaan Panembahan Senggauk, Raja Mempawah waktu itu. Setelah Panembahan Senggauk mangkat, Opu Daeng Menambon naik tahta. Beliau berkuasa di sana sekitar 26 tahun, yakni dari tahun 1740 M sampai beliau wafat pada tahun 1766 M.

Keistimewaan

Sebagai sebuah peristiwa budaya, Ritual Robo-robo sarat dengan simbol-simbol yang mengandung nilai-nilai historis dan kultural. Ritual Robo-robo merupakan napak tilas kedatangan Opu Daeng Menambon beserta pengikutnya dari Kerajaan Matan ke Kerajaan Mempawah yang konon menggunakan 40 Perahu Bidar. Kedatangan Opu Daeng Menambon beserta pengikutnya ini menjadi cikal-bakal masuk dan berkembangnya agama Islam ke Kota Mempawah. Perlahan-lahan, proses islamisasi pun terjadi dan puncaknya adalah beralihnya Kerajaan Mempawah yang semula beragama Hindu menjadi kerajaan bercorak Islam.

Pengumandangan azan dan pembacaan doa yang dilakukan oleh Pemangku Adat Istana Amantubillah sebelum dimulainya Ritual Buang-buang menandakan bahwa dalam prosesi Ritual Robo-robo juga terdapat nilai-nilai religius. Sesajennya yang terdiri dari beras kuning, bertih, dan setanggi pun sarat dengan makna-makna tertentu. Nasi kuning dan bertih melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, sedangkan setanggi mengandung makna keberkahan. Dalam Ritual Buang-buang tidak semata-mata penghormatan dan pengakuan terhadap keberadaan sungai dan laut sebagai salah satu sumber penghidupan masyarakat, tapi juga tersirat keinginan untuk hidup selaras dengan alam sekitar.

Ritual ini biasanya dimulai selepas shalat Zuhur, di mana raja Istana Amantubillah beserta para petinggi istana bertolak dari Desa Benteng menggunakan Perahu Lancang Kuning dan Perahu Bidar. Perahu Lancang Kuning khusus digunakan oleh raja, sedangkan Perahu Bidar diperuntukan bagi petinggi istana. Mereka akan berlayar selama satu jam menuju muara Kuala/Sungai Mempawah yang terletak di Desa Kuala Mempawah, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Sesampainya di muara Sungai Mempawah, seorang kerabat istana yang menjabat Pemangku Adat mengumandangkan azan dan membaca doa talak bala (talak balak). Kemudian dilanjutkan dengan Ritual Buang-buang, yaitu melempar sesajen ke Sungai Mempawah. Setelah itu, raja beserta para petinggi istana merapat ke tepi Sungai Mempawah untuk bersiap-siap melaksanakan Makan Saprahan di halaman depan Istana Amantubillah. Gambaran di atas merupakan sebagian dari rangkaian prosesi Ritual Robo-robo.

Kebersamaan dan silaturahmi antarberbagai elemen masyarakat adalah nilai-nilai lain yang terkandung dalam prosesi Ritual Robo-robo. Hal ini, misalnya, terlihat pada kegiatan Makan Saprahan. Makan Saprahan adalah makan bersama-sama di halaman depan Istana Amantubillah menggunakan baki atau talam. Setiap baki/talam (saprah) yang berisi nasi dan lauk biasanya diperuntukan bagi empat atau lima orang. Dalam Makan Saprahan keakraban terjalin, suasana mencair, dan sekat-sekat melebur jadi satu. Pada saat makan, tidak lagi dipersoalkan status, agama, dan asal-usul seseorang.

Hal lain yang tak kalah menariknya dalam Ritual Robo-robo adalah dihidangkannya berbagai masakan khas istana dan daerah setempat yang mungkin tidak lagi populer di tengah-tengah masyarakat, seperti lauk opor ayam putih, sambal serai udang, selada timun, ikan masak asam pedas, dan sop ayam putih. Sebagai penganan pencuci mulut disuguhkan kue sangon, kue jorong, bingke ubi, putuh buloh, dan pisang raja. Sementara untuk minumnya, disediakan air serbat yang berkhasiat memulihkan stamina.

Untuk memeriahkan Ritual Robo-robo, biasanya ditampilkan aneka hiburan tradisional masyarakat setempat, seperti tundang (pantun berdendang), japin, dan lomba perahu bidar.

Lokasi

Lokasi prosesi Ritual Robo-robo tersebar di beberapa tempat di Kota Mempawah, seperti di muara Sungai Mempawah di Desa Kuala Mempawah, Istana Amantubillah dan Kompleks Pemakaman Sultan-sultan Mempawah di Kelurahan Pulau Pedalaman, serta Makam Opu Daeng Menambon di Sebukit Rama, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

Akses

Kota Mempawah berjarak sekitar 67 kilometer di sebelah utara Kota Pontianak, ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Dari Bandara Supadio atau Terminal Bus Pontianak, turis dapat naik taksi, travel, dan bus sampai Kota Mempawah, ibukota Kabupaten Pontianak. Dari Kota Mempawah, Muara Sungai Mempawah berjarak sekitar 10 kilometer. Turis dapat mengaksesnya dengan menggunakan bus atau minibus.

Harga Tiket

Pelancong yang ingin menyaksikan Ritual Robo-robo tidak dipungut biaya.

Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Bagi wisatawan dari luar kota dan ingin menyaksikan prosesi Ritual Robo-robo secara keseluruhan, dapat menginap di hotel dan wisma yang banyak terdapat di sekitar lokasi Ritual Robo-robo.

Di kawasan tersebut juga terdapat toko, rumah makan, dan warung yang menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan, seperti makanan, minuman, dan isi ulang pulsa.

Berbagai fasilitas lainnya, seperti masjid, kios wartel, bank, dan ATM, juga tersedia di sini
Leia Mais...
2

naik dango, upacara mensyukuri hasil panen

Selasa, 18 Mei 2010.


Naik Dango, Upacara Mensyukuri Hasil Panen
Metro Siang / Nusantara / Sabtu, 8 Mei 2010 12:43 WIB

Metrotvnews.com, Pontianak: Upacara adat Naik Dango ke-25 sebagai ungkapan rasa syukur Suku Dayak kepada sang pencipta terhadap hasil panen, digelar oleh warga Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Sabtu (8/5). Rasa syukur warga diwujudkan dengan persembahan sesajian dan tari-tarian.

Dalam upacara adat Naik Dango, sesaji dari hasil bumi warga dibawa ke rumah Betang yang merupakan rumah adat Suku Dayak. Sepanjang prosesi, para penari yang datang dari berbagai kecamatan di Kabupaten Landak, menari dengan iringan musik khas Dayak. Upacara adat ini tak hanya disaksikan oleh ribuan warga, namun juga dihadiri para tokoh adat dan temenggung di Kalbar.(*)
Leia Mais...
0

suku asli kalimantan barat, pontianak


Suku Dayak

Langsung ke: navigasi, cari
Sukubangsa Dayak
Dayaks in their war dress.jpg
Jumlah populasi

kurang lebih ?juta.
Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan
Suku Bukit, Kalsel:35.838(2000).
Suku Bakumpai, Kalsel : 20.609(2000).
Suku Bakumpai, Kalteng:?(2000).
Suku Ngaju, Kalteng:?(2000).
Suku Iban, Kalbar:?(2000).
Suku Kenyah, Kaltim: ?(2000).
Suku Paser, Kaltim:?(2000).
Suku Benuaq, Kaltim:?(2000).
Malaysia: ?.
Daerah Istimewa Yogyakarta: 4.
Sumatera Utara: 2.
Bahasa
Dayak, Ngaju, Indonesia, Melayu, dan lain-lain.
Agama
Katolik (81%), Kristen (5%), Protestan (3%), Ortodoks (1%), Lutheran (0.5%), Kaharingan (7%), Islam (2%), Ateisme (0.5%).
Kelompok etnis terdekat
Madagaskar, Melayu, Banjar, Tidung

Dayak atau Daya adalah suku-suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang memiliki budaya terestrial (daratan, bukan budaya maritim). Sebutan ini adalah sebutan umum karena orang Daya terdiri dari beragam budaya dan bahasa. Dalam arti sempit, Dayak hanya mengacu kepada suku Ngaju (rumpun Ot Danum) di Kalimantan Tengah, sedangkan arti yang luas suku Dayak terdiri atas 6 rumpun suku. Suku Bukit di Kalimantan Selatan dan Rumpun Iban diperkirakan merupakan suku Dayak yang menyeberang dari pulau Sumatera. Sedangkan suku Maloh di Kalimantan Barat perkirakan merupakan suku Dayak yang datang dari pulau Sulawesi. Penduduk Madagaskar menggunakan bahasa yang mirip dengan bahasa Maanyan, salah satu bahasa Dayak (Rumpun Barito).
Daftar isi


* 1 Sejarah
* 2 Dayak pada masa kini
* 3 Senjata Sukubangsa Dayak
* 4 Totok Bakakak (kode) yang umum dimengerti Sukubangsa Dayak
* 5 Tradisi Penguburan
o 5.1 Penguburan sekunder
o 5.2 Prosesi penguburan sekunder
* 6 Referensi
* 7 Macam Suku Dayak
* 8 Tokoh-tokoh Dayak
* 9 Lihat pula
* 10 Pranala luar

[sunting] Sejarah

Ada banyak pendapat tentang asal-usul orang Dayak. Sejauh ini belum ada yang sungguh memuaskan. Pendapat umumnya menempatkan orang Dayak sebagai salah satu kelompok suku asli terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan. Gagasan (penduduk asli) ini didasarkan pada teori migrasi penduduk ke Kalimantan. Bertolak dari pendapat itu, diduga nenek moyang orang Dayak berasal dari beberapa gelombang migrasi.

Gelombang pertama terjadi kira-kira 1 juta tahun yang lalu tepatnya pada periode Interglasial-Pleistosen. Kelompok ini terdiri dari ras Australoid (ras manusia pre-historis yang berasal dari Afrika). Pada zaman Pre-neolitikum, kurang lebih 40.000-20.000 tahun lampau, datang lagi kelompok suku semi nomaden (tergolong manusia modern, Homo sapiens ras Mongoloid). Penggalian arkeologis di Niah-Serawak, Madai dan Baturong-Sabah membuktikan bahwa kelompok ini sudah menggunakan alat-alat dari batu, hidup berburu dan mengumpulkan hasil hutan dari satu tempat ke tempat lain. Mereka juga sudah mengenal teknologi api. Kelompok ketiga datang kurang lebih 5000 tahun silam. Mereka ini berasal dari daratan Asia dan tergolong dalam ras Mongoloid juga. Kelompok ini sudah hidup menetap dalam satu komunitas rumah komunal (rumah panjang?) dan mengenal tekhnik pertanian lahan kering (berladang). Gelombang migrasi itu masih terus berlanjut hingga abad 21 ini. Teori ini sekaligus menjelaskan mengapa orang Dayak memiliki begitu banyak varian baik dalam bahasa maupun karakteristik budaya.
[sunting] Dayak pada masa kini
Tradisi suku Dayak Kanayatn

Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni:[Kenyah-Kayan-Bahau],[Ot Danum],[Iban],[Murut],[Klemantan] dan [Punan]. Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub-rumpun. Meskipun terbagi dalam ratusan sub-rumpun, kelompok suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang,hasil budaya material seperti tembikar,[mandau],sumpit,beliong(kampak Dayak),pandangan terhadap alam,mata pencaharian(sistem perladangan),dan seni tari. Perkampungan Dayak biasanya disebut:[lewu]/[lebu],sedangkan perkampungan kelompok suku-suku Melayu disebut:[benua]/[banua]. Di kecamatan-kecamatan di Kalimantan yang merupakan wilayah adat Dayak dipimpin seorang Kepala Adat yang memimpin satu atau dua suku Dayak yang berbeda,tetapi di daerah perkampungan suku-suku Melayu tidak ada sistem kepemimpinan adat kecuali raja-raja lokal.

Menurut Prof. Lambut dari[Univesitas Lambung Mangkurat],secara rasial, manusia Dayak dapat dikelompokkan menjadi : - Dayak [Mongoloid] - Dayak [Melayu|Malayunoid] - Dayak [Australoid|Autrolo-Melanosoid] - Dayak [Heteronoid]
[sunting] Senjata Sukubangsa Dayak

1. Sipet / Sumpitan. Merupakan senjata utama suku dayak. Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 - 2,5 meter, ditengah-tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ - ¾ cm yang digunakan untuk memasukan anak sumpitan (Damek). Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan.
2. Lonjo / Tombak. Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras.
3. Telawang / Perisai. Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan.
4. Mandau. Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia. Mandau mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau”, merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu Montalat.
5. Dohong. Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basir.

[sunting] Totok Bakakak (kode) yang umum dimengerti Sukubangsa Dayak

1. Mengirim tombak yang telah di ikat rotan merah (telah dijernang) berarti menyatakan perang, dalam bahasa Dayak Ngaju "Asang".
2. Mengirim sirih dan pinang berarti si pengirim hendak melamar salah seorang gadis yang ada dalam rumah yang dikirimi sirih dan pinang.
3. Mengirim seligi (salugi) berarti mohon bantuan, kampung dalam bahaya.
4. Mengirim tombak bunu (tombak yang mata tombaknya diberi kapur) berarti mohon bantuan sebesar mungkin karena bila tidak, seluruh suku akan mendapat bahaya.
5. Mengirim Abu, berarti ada rumah terbakar.
6. Mengirim air dalam seruas bambu berarti ada keluarga yang telah mati tenggelam, harap lekas datang. Bila ada sanak keluarga yang meninggal karena tenggelam, pada saat mengabarkan berita duka kepada sanak keluarga, nama korban tidak disebutkan.
7. Mengirim cawat yang dibakar ujungnya berarti salah seorang anggota keluarga yang telah tua meninggal dunia.
8. Mengirim telor ayam, artinya ada orang datang dari jauh untuk menjual belanga, tempayan tajau.
9. Daun sawang/jenjuang yang digaris (Cacak Burung) dan digantung di depan rumah, hal ini menunjukan bahwa dilarang naik/memasuki rumah tersebut karena adanya pantangan adat.
10. Bila ditemukan pohon buah-buahan seperti misalnya langsat, rambutan, dsb, didekat batangnya ditemukan seligi dan digaris dengan kapur, berarti dilarang mengambil atau memetik buah yang ada dipohon itu.

Tradisi Penguburan

Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku bangsa Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem penguburan beragam sejalan dengan sejarah panjang kedatangan manusia di Kalimantan. Dalam sejarahnya terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan :

* penguburan tanpa wadah dan tanpa bekal, dengan posisi kerangka dilipat.
* penguburan di dalam peti batu (dolmen)
* penguburan dengan wadah kayu, anyaman bambu, atau anyaman tikar. Ini merupakan sistem penguburan yang terakhir berkembang.

Pada umumnya terdapat dua tahapan penguburan:

1. penguburan tahap pertama (primer)
2. penguburan tahap kedua (sekunder).

[sunting] Penguburan sekunder

Penguburan sekunder tidak lagi dilakukan di goa. Di hulu sungai Bahau dan cabang-cabangnya di Kecamatan Pujungan, Malinau, Kaltim, banyak dijumpai kuburan tempayan-dolmen yang merupakan peninggalan megalitik. Perkembangan terakhir, penguburan dengan menggunakan peti mati (lungun) yang ditempatkan di atas tiang atau dalam bangunan kecil dengan posisi ke arah matahari terbit.

Masyarakat Dayak Ngaju mengenal tiga cara penguburan, yakni :

* dikubur dalam tanah
* diletakkan di pohon besar
* dikremasi dalam upacara tiwah.

[sunting] Prosesi penguburan sekunder

Prosesi penguburan sekunder

1. Tiwah adalah prosesi penguburan sekunder pada penganut Kaharingan, sebagai simbol pelepasan arwah menuju lewu tatau (alam kelanggengan) yang dilaksanakan setahun atau beberapa tahun setelah penguburan pertama di dalam tanah.
2. Ijambe adalah prosesi penguburan sekunder pada Dayak Maanyan. Belulang dibakar menjadi abu dan ditempatkan dalam satu wadah.
3. wara
4. marabia
5. mambatur (Dayak Maanyan)
6. kwangkai (Dayak Benuaq)

Referensi

* Cfr. Tom Harrisson, "The Prehistory of Borneo", dalam Pieter van de Velde (ed.), Prehistoric Indonesia a Reader (Dordrecht-Holland: Foris Publications, 1984), hlm. 299-322
* Peter Bellwood, “The Prehistory of Borneo”, dalam Borneo Research Bulletin, 24/9 (1992), hlm. 7-13
* Kathy MacKinnon, The Ecology of Indonesian Series Volume III: The Ecology of Kalimantan, (Singapore: Periplus Editions Ltd., 1996), hlm. 255-363
* bdk. P.J. Veth, "The Origin of the Name Dayak", dalam Borneo Research Bulletin, 15/2 (September 1983), hlm. 118-121
* Fridolin Ukur, "Kebudayaan Dayak", dalam Kalimantan Review, 22/I (Juli-Desember 1992), hlm. 3-10

Macam Suku Dayak

* Suku Dayak Abal
* Suku Dayak Bakumpai
* Suku Dayak Bentian
* Suku Dayak Benuaq
* Suku Dayak Bidayuh
* Suku Dayak Bukit
* Suku Dayak Darat:Dayak Mali
* Suku Dayak Dusun
* Suku Dayak Dusun Deyah
* Suku Dayak Dusun Malang
* Suku Dayak Dusun Witu
* Suku Dayak Kadazan
* Suku Dayak Lawangan
* Suku Dayak Maanyan
* Suku Dayak Mali
* Suku Dayak Mayau
* Suku Dayak Meratus
* Suku Dayak Mualang
* Suku Dayak Ngaju
* Suku Dayak Ot Danum
* Suku Dayak Samihim
* Suku Dayak Seberuang
* Suku Dayak Siang Murung
* Suku Dayak Tunjung
* Suku Dayak Kebahan
* Suku Dayak Keninjal
* Suku Dayak Kenyah

Tokoh-tokoh Dayak

* Teras Narang, politisi
* Tjilik Riwut, pahlawan nasional Indonesia
Leia Mais...
0

pariwisata pantai kijing pontiank


Pantai Kijing
pantai kijing 2

Pantai Kijing telah menjadi obyek wisata di Kabupaten Pontianak sejak lama. Pantai yang penuh dengan tanaman pohon kelapa dan pasir putih yang landai sehingga banyak menarik perhatian wisatawan. Jarak tempuh 93 Km dari Kota Pontianak sehingga kawasan ini ramai dikunjungi saat hari libur.

Pantai Kijing merupakan pantai yang indah, terletak 18 kilometer dari kota Mempawah. Di pantai ini tersedia fasilitas seperti kantin, musholla, vihara, taman dan panggung pertunjukan. Lokasi pantai Kijing dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
Leia Mais...
0

Sejarah kota pontianak

Sabtu, 15 Mei 2010.

Sejarah kota pontianak

Pendiri masjid sekaligus pendiri Kota Pontianak adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie. Ia seorang keturunan Arab, anak Al Habib Husein, seorang penyebar agama Islam dari Jawa. Al Habib Husein datang ke Kerajaan Matan pada 1733 Masehi. Al Habib Husein menikah dengan putri Raja Matan (kini Kabupaten Ketapang) Sultan Kamaludin, bernama Nyai Tua. Dari pernikahan itu lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang meneruskan jejak ayahnya menyiarkan agama Islam.

Syarif Abdurrahman melakukan perjalanan dari Mempawah dengan menyusuri sungai Kapuas. Ikut dalam rombongannya sejumlah orang yang menumpang 14 perahu. Rombongan Abdurrahman sampai di muara persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak pada 23 Oktober 1771. Kemudian mereka membuka dan menebas hutan di dekat muara itu untuk dijadikan daerah permukiman baru. Abdurrahman mendirikan sebuah kerajaan baru Pontianak. Ia pun membangun masjid dan istana untuk sultan.

Masjid yang dibangun aslinya beratap rumbia dan konstruksinya dari kayu. Syarif Abdurrahman meninggal pada 1808 Masehi. Ia memiliki putera bernama Syarif Usman. Saat ayahnya meninggal, Syarif Usman masih berusia kanak-kanak, sehingga belum bisa meneruskan pemerintahan almarhum ayahnya. Maka pemerintahan sementara dipegang adik Syarif Abdurrahman, bernama Syarif Kasim. Setelah Syarif Usman dewasa, dia menggantikan pamannya sebagai Sultan Pontianak, pada 1822 sampai dengan 1855 Masehi. Pembangunan masjid kemudian dilanjutkan Syarif Usman, dan dinamakan sebagai Masjid Abdurrahman, sebagai penghormatan dan untuk mengenang jasa-jasa ayahnya.

Beberapa ulama terkenal pernah mengajarkan agama Islam di masjid Jami' Sultan Abdurrahman. Mereka di antaranya Muhammad al-Kadri, Habib Abdullah Zawawi, Syekh Zawawi, Syekh Madani, H. Ismail Jabbar, dan H. Ismail Kelantan.

Masjid Jami' Pontianak dapat menampung sekitar 1.500 jamaah shalat. Masjid akan penuh terisi jamaah shalat, saat waktu shalat Jumat dan tarawih Ramadan. Pada sisi kiri pintu masuk masjid, terdapat pasar ikan tradisional. Di belakangnya merupakan permukiman padat penduduk Kampung Beting, kelurahan Dalam Bugis dan di bagian depan masjid, yang juga menghadap ke barat, terbentang Sungai Kapuas.
Leia Mais...
0

Ini kisah dunia nyata...........

Jumat, 14 Mei 2010.
ini anak bawel, yang suka iseng ngerjain orang tak kudung karuan, ini cerpen cerita singakt antara dia dan dunia maya, tapi ternyata dunia maya tak selamanya bersemedi di dunia maya,bial telah datang waktunya dunia maya lebih indah dari keadaan dunia nyata.....tak banyak mereka mendapat jodoh yang dibagun dari dunia maya........demikianlah cerita singkat antara dunia maya yang tersenyum tiada nyata, namun apa hendak dikata, emang demikianlah dunia tak nyata, siapa bilang dunia maya tak seindah dunia nyata, itu adalah realita....tak usahlah kau baerdusta...... Ringkasnya, kecanduan FB dapat menyebabkan melemahnya kekebalan tubuh, menurunkan tingkat hormon, dan fungsi urat nadi, juga merusak penampilan mental (impair mental performance). Bahkan, kecanduan FB juga dapat meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan pikun.
Memang dunia maya tak sekejam dunia nyata, namun bila ia sudah disalah gunakan maka kekejamannya dapat merusak kehidupan, dan dapan merusak masa depan. kita liat, tak sedikit berita yang meliput bahaya fb, dak tak sedikit pula anak pelajar yang meningalkan jam pelajaran bahkan disaat belajar mereka masih menyempatkan untuk bermain fb dibelakang sang guru yang sedang lagi mati-matian menajar, tak salah apa yang dikatakan oleh anak dibawah umur "Guru mengajar mati-matian, dan sianak bermain fb mati-matian juga heheheheh".
namu permlu diingat juga. tak sedikit yang dapat menjalin silaturahmi dan menemukan teman lama mereka yang telah lama tiada jumpa.
dan nasehat terakhir yang dapat saya lontarkan dalam kesempatan kali ini, khususnya bagi para orang tua, untuk lebih memperketat penjagaan terhadap anak2nya agar tidak terlalu menjadi pecandu fb. boleh bagi mereka mengenal kemajuan tehnologi namun bilah disalahgunakan maka ia bukan lagi dapat memberi maanfaat namun akan melaknat masa depan mereka.
bagi para pemuda, mari ktia sadri, bahwa hidup tak cuma untuk dini hari, masih ada esok hari, yang tak kalah pentingnya untuk dicari, dia adalah cita2 kita yang akan terus berlari bila kita kian menyendiri, mari kita kejar cita2 samapi akhir kehidupan kita, kesulitan tak akan pernah sirna sebelum kita berusaha untuk menjadi yang sempurna............salam damai dari kami para blogger yang tetap cinta damai....
Leia Mais...
0

Dhe Endhaa Balwell

Dhe

ha 999x
21:58Saya

coryyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy ua gak suka ma orang bawelllllllllllllllllllllllllllllllll

berisik
21:58Dhe

he 1001x

lgian gw jg becci ma u

cerewet bgt
21:59Saya

hahahhaha siapa yang suka ma ce bawelllllllllllllllll
21:59Dhe

gw br tau ada co ky u
21:59Saya

gak ada co cerewet tau, ada juga nenek cerewetttttttttttttttttttttttttttttttttt

hahaahhahahah

oooooooooooooooooooooooooh gt yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

ua juga baru nemu ce begini cerewet hehehehehhehehehe
22:00Dhe

gag slh 2

bkn'y u yg crewetttttttttt

ikhhhhhhhh

nyblin bgtc......
22:02Saya

biarin emang ua pikirn, ua ngaku emang cerewet tapi u harus mau jadi nenek cerewetttttttttttttttttttttttt hahahahhah

setujujjjjjjjjjjjjjjjjjjj

setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

hehehehehhehehe
22:03Dhe

ikhhhhh
22:03Saya

hhahhahaha ada nenek cerewettttttttttttt hohohohh

horeeeeeeeeeeeeeeeeeee

:P:P

:P:P

berisik ada nenek cerewetttttttttttttttttttttt

hey baweeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

kok diem waeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

saribunga yachhhhhhhhhhhhhh

kayaknya ua cuma denger ada juga sariawan, lum ada tuh yang sari bunga hohoohhh

nenek bawel kena sari bungaaaaaaaaaaaaa
22:05Dhe

liat status gw
22:07Saya

kerajinan akhhhhhhhhhhhhhhh

emang ua pikirin hohohoh
22:12Dhe

udah blm cerewetttttt?

'mn cerpen'y?

boonk u
22:12Saya

emang ua pikirin, kerajinan akh liat

ada juga goto ce bawellllllllllllllll

ua buatin ya tapi tentang ce cerewet gmn setuju hehheheehhe
22:13Dhe

boleh

bkn'y pa'' tgs'y ada 3

gw br bqin 2

1 gi nech
22:15Saya

kenapa tak sama co inta aja, kan ada co, ya minta buatin
22:17Saya

mana co inta hehehehe
22:18Dhe

gi sibuk
22:20Saya

hahahah sibuk malmingan yach hohoohoh

bawel kok punya co juga yach

bawel kok punya co juga yach
22:21Dhe

sibuk main sinetron

ha 1009x
22:22Saya

bukan main rudruk atua ketoprak hohohoh heheheh heueheuheeuy wakakakakakakkakakakak

sinetron cerewetan yach hohooh
22:23Dhe

apaan tuch...

da jg nm mknan ktprak mah
22:25Saya

bawelllllllllllllll

bawelllllllllllllll

bawellllllllllllllllllllllllllll

heueheueheeuiehu

balwel
22:25Dhe

ky'y u tuch ce y?
22:25Saya

balwoooooooooool
22:25Dhe

msc co kygni
22:25Saya

balwiiiiiiiiiiiiiiiiiiil

bawalllllllllllllllll

hahahha itu nama ikan bawallllllllllllll

iya coba liat foto ua http://profile.ak.fbcdn.net/v22944/344/103/n100000049571401_7663.jpg

itu foto bawelllllllllllllllllllllllllllllllll

hahahhaha

lait kan

heeueheueheueheu

bawel bawelllllllll hehehehhe kenapa anakku jadi begini yach hoohoho
22:28Dhe

ikhhhhhh

gag asing x....

tu mang ft gw
Leia Mais...
THAKS FOR U ATTENTION
 
Santri Pesisir © Copyright 2010 | Design By Gothic Darkness |