BY: ZAINAL ASLI BUJANG PONTIANAK


SUMATERA EKSPRES L.P.6
21

Dalil Disyariatkannya Tanzhim dalam Dakwah Islam Kontemporer

Senin, 11 April 2011.

Dalil Disyariatkannya Tanzhim dalam Dakwah Islam Kontemporer


Oleh: Aba AbduLLAAH


MASYRU’IYYATU AT-TANZHIM FI AD-DA’WAH AL-ISLAMIYYAH AL-MU’ASHIRAH

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar [217]; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Aali Imraan, 3/104)

[217] Ma’ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

MUQADDIMMAH

Salah satu dakwaan aneh dari para tokoh kaum Zhahiriyyah dari ummat ini, di antaranya adalah bahwa Islam tidak membenarkan tanzhim (struktur organisasi) dalam berdakwah, membuat tanzhim menurut mereka adalah adalah bid’ah yang tidak dikenal oleh generasi As-Salafus Shalih, maka oleh karena ia tidak ada dimasa As-Salafus Shalih, maka menurut mereka ia harus ditolak sejauh-jauhnya & para pelakunya yang menggunakan tanzhim dalam dakwah mereka dianggap Ahli Bid’ah sehingga harus di-tahdzir. Inna liLLAAHi wa inna ilaihi raaji’uun..

Tentunya dakwaan ini keluar tiada lain karena telah menyimpangnya mereka dari Al-Haqq dan karena sikap ekstrem (ghuluww) yang telah berurat berakar di antara mereka. Padahal Nabi Muhammad -semoga shalawat dan salam ALLAH yang Maha Suci lagi Maha Tinggi senantiasa tercurah pada diri beliau- telah mengingatkan kita semua dari sikap ekstremitas ini dalam sabdanya: “Wahai sekalian manusia berhati-hatilah kalian pada sikap ekstrem dalam beragama, karena sesungguhnya yang telah mencelakakan ummat sebelum kalian adalah sikap ekstrem dalam beragama [1].”

Tanzhim dalam aktifitas dakwah adalah merupakan sebuah hal yang bersifat dharuriy (tidak bisa tidak) dalam fiqh, berdasarkan kaidah ushul-fiqh: Maa laa yatimmul waajib illa bihi fahuwa waajib (suatu kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengan sesuatu yang lain, maka yang lain itu menjadi wajib pula hukumnya), jangankan untuk berdakwah, sedangkan untuk memasukkan sesuap nasi ke dalam mulut kita saja, tidak mungkin tercapai tanpa adanya tanzhim, coba anda bayangkan jika tidak ada pabrik pupuk, perusahaan cangkul, perusahaan pestisida, pasar, dsb. Apakah mungkin nasi itu bisa mencukupi untuk seluruh bangsa Indonesia ini?! Jika sekedar untuk urusan perut saja membutuhkan sebuah tanzhim, maka apatah lagi dalam urusan iqamatuddin dan ustadziyyatul-’alam!

Kebodohan macam apa lagi yang menimpa ummat ini, sehingga mereka bisa melahirkan orang-orang yang berfikir sepicik mereka itu?! Tetapi kita memang tidak perlu heran, karena mereka memang telah memunculkan banyak fatwa yang menggelikan & sekaligus membingungkan ummat, di antaranya bahwa kata mereka di dunia sekarang ini tidak ada ulama mujtahid kecuali hanya 3 orang saja, yaitu Ibni Baaz, Al-Albani & Ibnu Utsaimin. Terlepas dari pengakuan kita pada kapasitas keulamaan ketiga ulama tersebut, tapi adakah seorang yang berilmu membatasi ulama mujtahid hanya 3 orang saja? Lalu coba antum tanyakan kepada mereka: Lalu siapa yang bisa membatasi ulama cuma 3 orang itu saja?! Antum?! Fa man antum?!

Ikhwah wa akhwat rahimakumuLLAAH, membuat tanzhim dalam gerakan dakwah merupakan sebuah kemestian (hatmiyyah) yang tidak bisa ditawar-tawar & ditunda-tunda lagi, baik berdasarkan dharuriyyah-fiqhiyyah di atas, juga berdasarkan sunnah-kauniyyah (yaitu bahwa alam semesta ini merupakan sebuah nizham-’alamiyy, yang semuanya menempati posisi & fungsi yang berbeda-beda dan telah tetap & ditentukan), juga berdasarkan ihtiyajaat-basyariyyah (kebutuhan kemanusiaan, dalam segala hal dalam kemanusiaan kita memerlukan pengorganisasian yang rapi & terstruktur) serta dharuriyyah-harakiyyah (kebutuhan mendesak kebangkitan Islam kontemporer).

Sebenarnya logika sehat sederhana di atas sudah cukup bagi orang yang berakal untuk menunjukkan urgensi organisasi (ahamiyyah-tanzhim) dalam dakwah di era modern ini. Namun sebagaimana biasanya, maka kelompok zhahiriyyun-ghullat (tekstualis-ekstrem) itu tidak akan mau menerima kecuali bil-lughati qawmihim (hanya dengan bahasa kaumnya), maka supaya tidak dituduh ‘aqlaniyyin (kelompok yang menuhankan akal), maka ana akan menunjukkan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih tentang Masyru’iyyatu Tanzhim fid-Dakwah Al-Islamiyyah Al-Mu’ashirah (Dalil-Dalil disyariatkannya tanzhim dalam Dakwah di Era Modern), supaya liyahlika man halaka ‘an bayyinah wa yahya man hayya ‘an bayyinah..

TAFSIR AYAT

Berkata Imam Abu Ja’far At-Thabari ketika mengawali tafsirnya atas ayat ini [2]: Berkata ALLAH Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji: WALTAKUN MINKUM wahai orang-orang beriman; UMMATUN yaitu Jama’ah [3]; YAD’UNA yaitu pada manusia; ILAL KHAYRI yaitu pada Islam & syariatnya yang telah ditetapkan-NYA bagi hamba-hamba-Nya; WA YA’MURUNA BIL MA’RUFI, yaitu memerintahkan manusia untuk mengikuti Muhammad -semoga shalawat dan salam ALLAH yang Maha Suci lagi Maha Tinggi senantiasa tercurah pada diri beliau- dan agama yang dibawanya; WA YANHAUNA ‘ANIL MUNKARI, yaitu mencegah mereka dari kekafiran pada ALLAH -Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi- dan penentangan pada Nabi Muhammad -semoga shalawat dan salam ALLAH yang Maha Suci lagi Maha Tinggi senantiasa tercurah pada diri beliau- dan dari agama yang dibawanya, yaitu melalui Jihad di jalan-NYA baik dengan tangan maupun anggota badan, sehingga mereka mengikuti dengan ketaatan… (Perhatikanlah bahwa Imam At-Thabari menyebutkan agar ada & terbentuknya suatu jama’ah di antara ummat ini)..

Imam Jalaluddin As-Suyuthi bahkan lebih maju lagi, beliau dalam tafsirnya [4] setelah menjelaskan berbagai hadits shahih berkaitan ayat ini, menyebutkan atsar dari Ibnu Abi Hatim dari Muqatil bin Hayyan: “Bahwa hendaklah ada suatu kaum, baik 1 atau 2 atau 3 kelompok atau lebih dari itu dan itulah baru disebut sebagai ummat.” Kemudian ia berkata lagi: “Lalu (hendaklah) ada imamnya yang memimpin untuk amar ma’ruf & nahi munkar.” Lebih jauh beliau menyitir hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Dzarr -semoga ALLAH Yang Maha Gagah lagi maha Tinggi meridhoinya-: “Dua orang lebih baik dari 1 orang, 3 orang lebih baik dari 2 orang, dan 4 orang lebih baik dari 3 orang, maka hendaklah kalian bersama Al-Jama’ah, karena ALLAH tidak akan mengumpulkan ummatku kecuali atas petunjuk [5].”

Imam -Muhyis Sunnah- Abu Muhammad Al-Baghawi menyebutkan dalam tafsirnya [6] bahwa huruf “lam” pada kata “waltakun” bermakna kewajiban.. sementara “min” dalam kata “minkum ummah” bermakna “shilah” dan bukan “lit-tab’idh” (menunjukkan sebagian) [7] sebagaimana dalam ayat: FAJTANIBUR RIJSA MINAL AWTSANI [8].. yang maknanya: Hendaklah mereka menjauhi semua berhala & bukan hanya sebagian berhala saja. Kemudian Imam Al-Baghawi menyebutkan beberapa hadits, di antaranya dari Umar -semoga ALLAH Yang Maha Suci laga Maha Tinggi meridhoinya- Nabi Muhammad -semoga shalawat dan salam ALLAH yang Maha Suci lagi Maha Tinggi senantiasa tercurah pada diri beliau- bersabda: “Barangsiapa yang menginginkan puncaknya Jannah maka wajib atasnya menetapi Al-Jama’ah, karena sesungguhnya Syaithan itu bersama orang yang sendirian, dan terhadap 2 orang ia lebih menjauh [9].”

Imam Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya [10] bahwa makna “ummah” adalah jama’ah, kelompok, sebagaimana dalam ayat yang lain disebutkan: KULLAMAA DAKHALAT UMMATUN LA’ANAT UKHTAHA [11].. Karena asal kata “ummat” dalam bahasa Arab adalah sekelompok orang yang memiliki 1 tujuan yang sama, bisa berupa keturunan, atau agama, atau lainnya, dan kejelasannya diketahui melalui keterkaitannya (idhafah) dengan kata setelahnya, semisal: Ummatul-’Arab atau Ummatun-Nashara, dll.

Imam Abi AbduLLAH Syamsuddin Al-Qurthubi Al-Anshari Al-Khazraji dalam kitabnya [12] berpendapat bahwa “min” dalam kata “minkum ummah” bermakna “lit-tab’idh” (menunjukkan sebagian) [13], karena orang-orang yang memerintahkan yang ma’ruf itu haruslah berilmu, sementara tidak semua orang berilmu, maka kewajiban ini bersifat fardhu kifayah, jika sebagian kaum muslimin sudah melakukannya maka yang lain tidak berdosa [14].

Sayyid Quthb -semoga ALLAH Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi menjadikan beliau Syahid- menyatakan dalam tafsirnya [15]: “Tidak bisa tidak ayat ini memerintahkan agar terwujudnya sebuah Jama’ah Islamiyyah yang selalu berdakwah kepada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf & mencegah yang munkar. Dan hendaklah ada sebuah pemerintahan yang tegak berdiri di atas bumi ini melakukan hal tersebut, sehingga ayat ini tidak hanya berbunyi “yad’uuna ” (berdakwah saja) melainkan juga “ya’muruuna” (memerintah) dan “yanhauna” (melarang) yang keduanya itu tidak akan tegak kecuali adanya sebuah pemerintahan yang Islami..” Sampai kata beliau -semoga ALLAH Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi menjadikan beliau Syahid- pada akhir penjelasannya atas ayat tersebut: “…Untuk demi tercapainya hal tersebut di atas, maka tidak dapat tidak haruslah ada sebuah kelompok/jama’ah yang memiliki 2 kekuatan di atas [16] yaitu “Iimaanu biLLLAAH” (QS Aali-Imraan, 3/102) dan “Ukhuwwatu-fiLLAAH” (QS Aali-Imraan, 3/103) baru bisa mewujudkan ayat ini (QS Aali-Imraan, 3/104)…

Demikianlah maka berdasarkan dalil-dalil di atas bahwa tegaknya Al-Jama’ah merupakan dharurah-syar’iyyah, yang kesemuanya tidak akan dapat tegak dengan kerja infiradiyyah (sendiri-sendiri) dan hanya mengharapkan dari tarbiyyah & tashfiyyah saja, melainkan memerlukan suatu tanzhim yang kuat & rapi untuk menggapainya.. Jika dikatakan bahwa As-Salafus Shalih pasca generasi sahabat -semoga ALLAH Yang Maha Mulia lagi maha Tinggi meridhoi mereka semua- tidak membuat tanzhim, maka saya jawab bahwa dimasa mereka sudah ada Al-Jama’ah & Al-Khilafah, maka haram hukumnya membuat kelompok baru yang berbeda dari Jama’ah kaum muslimin. Adapun sekarang, maka tidak ada Khilafah, tidak ada Al-Jama’ah & tidak ada Al-Hukumah, maka tiada jalan lain kecuali membentuk & mendirikannya.. Dan persoalan ini jauh lebih mendesak & lebih penting dari mendalami & bertele-tele dalam masalah ibadah-mahdhah, cukuplah sunnah para sahabat -semoga ALLAH Yang Maha Mulia lagi maha Tinggi meridhoi mereka semua- yang sampai meninggalkan pengurusan & pemakaman jenazah Nabi Muhammad -semoga shalawat dan salam ALLAH yang Maha Suci lagi Maha Tinggi senantiasa tercurah pada diri beliau- untuk memilih Khalifah menjadi dalil atas hal tersebut.

Saya akhiri penjelasan ini dengan sebuah hadits Nabi Muhammad -semoga shalawat dan salam ALLAH yang Maha Suci lagi Maha Tinggi senantiasa tercurah pada diri beliau- berikut: “Sebaik-baik jihad adalah perkataan yang benar yang disampaikan di depan penguasa yang zhalim [17].” ALLAAHu a’lamu bish Shawaab…

Catatan Kaki:

[1] Hadits ini di-takhrij oleh Imam An-Nasa’i, X/83; Ibnu Majah, IX/134; Al-Baihaqi dalam Al-Kubra, V/85; Al-Hakim, IV/256; At-Thabrani dalam Al-Kubra, X/301 dan dalam Al-Awsath, V/234; Abu Ya’la, V/481; Shahih Ibnu Habban, XVI/243; Shahih Ibnu Khuzaimah, X/284. Dan hadits ini shahih. Jangan anda tertipu dengan orang yang menyatakan hadits ini telah di-dha’if-kan oleh Al-Albani dalam kitab Silsilah Ahaadits Adh-Dha’ifah; orang tersebut telah berdusta atas nama Al-Albani, bahkan hadits ini shahih & di-shahih-kan oleh Albani dalam berbagai kitabnya, diantaranya Silsilatu Ahaadits Ash-Shahihah, III/278 dan V/177; juga dalam kitabnya Shahih wa Dha’if Sunan An-Nasa’i, VII/129; juga dalam kitabnya Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah, VII/29; juga dalam kitabnya Shahih wa Dha’if Jami’ Shaghir, X/392.

[2] Jaami’ul Bayaan fi Ta’wiilil Qur’aan, VII/91

[3] Ini juga pendapat Imam Al-Biqa’iy, lih. Tafsirnya Nuzhmud Durar fii Tanaasubil Aayaati was Suwar, II/94

[4] Ad-Durrul Mantsur fit Ta’wili bil Ma’tsur, II/405

[5] Saya berusaha men-takhrij hadits ini, dan saya menemukannya bukan hanya dalam Musnad Ahmad (43/297); melainkan jg oleh Ibnu Asakir (38/206); berkata Al-Albani dalam Fii Zhilalil Jannah (80-84) bahwa hadits ini maudhu’ namun akhir kalimat dalam hadits ini terdapat syawahid dari hadits shahih.

[6] Ma’alimut Tanzil, II/84

[7] Ini juga pendapat Imam Ibnul Jauzy, lih. Zaadul Masiir, I/391. Tapi beliau juga menerima pendapat yang menyatakan kewajiban membentuk jama’ah ini fardhu kifayah, dan beliau menyamakan kedudukannya seperti jihad fi sabiliLLAAH.

[8] Al-Hajj, 22/30

[9] HR Tirmidzi, VI/383-386; Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah, I/42 (dan di-shahih-kan oleh Al-Albani dalam ta’liq-nya atas kitab tersebut); Al-Lalika’i dalam Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah, I/106-107; Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, I/114; Ahmad dalam Al-Musnad, I/18.

[10] At-Tahriru wat Tanwiru, III/178

[11] QS Al-A’raaf, 7/38

[12] Al-Jami’ li-Ahkamil Qur’an, I/1081

[13] Ini juga pendapat Imam An-Nasafiy, lih. Madrak at-Tanzil wa Haqa’iqu at-Ta’wil, I/174; demikian juga Al-Khazin, lih. Lubab at-Ta’wil fil Ma’ani at-Tanzil, I/434.

[14] Ini juga pendapat Imam Asy-Syaukani, lih. Fathul Qadir, II/8. Ada baiknya bagi yang berminat untuk merujuknya, ada ulasan beliau yang amat berharga tentang masyru’iyyah-nya ikhtilaf dalam masalah2 furu’ dikalangan para ulama salafus-shalih, dan mereka menamakan ikhtilaf tersebut sbg bentuk ijtihad (demikian pula paparan Imam Abu Sa’ud dalam kitabnya Irsyadul Aqlis Salim ila Mazayal Qur’anil Kariem, I/432).

[15] Fii Zhilaalil Qur’an, I/413

[16] Maksud beliau -rahimahuLLAAH- adalah penjelasan beliau atas tafsir ayat sebelumnya (QS Aali-Imraan, III/102-103)

[17] HR Abu Daud, XI/419; Ibnu Majah, XII/15; Ahmad, XXII/261; Hakim, XIX/443; Thabrani dalam Al-Kabir, VII/327; Al-Baihaqi, dalam Syu’abul Iman, XVI/120; Abu Ya’la, III/107; Bahkan Imam Tirmidzi menulis 1 bab khusus tentang tema ini, yaitu : Maa Jaa’a Afdhalul Jihaad Kalimatu ‘Adlin ‘Inda Sulthanin Jaa’ir, VIII/82; Al-Albani men-shahih-kan hadits ini dalam Ash-Shaahihah, I/490 juga dalam Misykaatul Mashaabiih, II/343.
Leia Mais...
0

Pengantar Perbandingan Agama


Pengantar Perbandingan Agama

Apakah Perbandingan Agama Itu ?

ImagePerbandingan Agama (al-Diraasat fii al-Diyaanat) merupakan sebuah disiplin ilmu yang didalamnya dilakukan perbandingan antara berbagai agama, menyangkut sejarah ataupun doktrin, dengan didasarkan pada asas tertentu. Bagi seorang muslim, Perbandingan Agama harus didasarkan pada asas semangat dan keyakinan atas kebenaran Islam diatas semua agama.

Mengapa Kita Mempelajari Perbandingan Agama ?

Kita mempelajari Perbandingan Agama untuk beberapa tujuan antara lain :

1. Untuk semakin menguatkan keyakinan kita terhadap kebenaran Islam dan kebathilan agama-agama yang lain.
2. Untuk bisa menggagas dialog antar agama, dalam rangka dakwah dan kemaslahatan bersama.

Tiga Agama Besar : Islam, Yahudi, dan Kristen

Di dunia ini terdapat tiga agama besar : Islam, Yahudi, dan Kristen. Pada awalnya, ketiga agama ini memiliki beberapa kesamaan, antara lain :

1. Ketiganya merupakan agama samawi dan memiliki kitab suci.
2. Ketiganya merupakan agama tauhid (monotheisme).
3. Ketiganya lahir di kawasan Timur Tengah.

Disamping itu ketiganya juga berbeda dalam beberapa hal, antara lain :

1. Ditujukan kepada siapa masing-masing agama itu.
2. Kapan masing-masing agama itu berlaku.
3. Bagaimana syariat masing-masing agama itu.

Yahudi

Yahudi (Judaism) merupakan agama yang awalnya dibawa oleh Nabi Musa as. Menurut pendapat yang paling populer, nama agama ini diambil dari nama salah satu dari dua belas anak Ya’qub yaitu Judah. Sebetulnya, keseluruhan keturunan Ya’qub adalah mereka yang disebut sebagai Bani Israel (yang berarti keturunan Israel, sementara Israel adalah nama lain Ya’qub). Karena suatu peristiwa, seluruh keturunan Ya’qub terusir dari tempat tinggal mereka kecuali anak keturunan Judah. Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai Umat Yahudi.

Ketika Nabi Yusuf pindah ke Mesir, seluruh keturunan Ya’qub (Bani Israel) – termasuk anak keturunan Judah – juga ikut pindah ke Mesir. Tetapi pada masa Fir’aun, keturunan Ya’qub dijadikan sebagai budak. Pada akhirnya, Nabi Musa membebaskan mereka dari perbudakan dengan cara lari dari Mesir menyeberangi Laut Merah. Setelah itu terjadilah peristiwa demi peristiwa dimana Bani Israel senantiasa ingkar dan membunuh nabi-nabi yang diturunkan kepada mereka.

Secara umum, sekte-sekte dalam agama Yahudi bisa dikelompokkan atas dua : tradisional dan reformis. Diantara sekte tradisional yang paling terkenal adalah Sekte Orthodoks. Sekte Orthodoks merupakan satu-satunya sekte resmi di Israel. Sedangkan di Amerika dan negara-negara lain, semua sekte boleh hidup dan berkembang bebas. Populasi Yahudi di Israel adalah sepertiga dari populasi total Yahudi di seluruh dunia. Sepertiga yang lain hidup di Amerika, dan sepertiga yang lainnya lagi tersebar di berbagai belahan dunia yang lain. Di Amerika sendiri, komunitas Yahudi telah menguasai Senat sehingga hegemoninya terhadap politik Amerika (kedalam ataupun [terutama] keluar) sangatlah besar, tidak peduli siapapun presidennya. Tidak mengherankan pula jika kita dapati bahwa Amerika selalu membela Israel.

Yahudi lebih merupakan kesukuan (ras) daripada sebuah agama. Menurut Yahudi tradisional, yang dinamakan Yahudi adalah setiap orang yang lahir dari ibu Yahudi, meskipun dia tidak menerima Yahudi sebagai agamanya. Sedangkan menurut Yahudi reformis, yang dinamakan Yahudi adalah setiap orang yang lahir dari orang tua yang mana salah satu diantaranya adalah Yahudi (baik ibu ataupun bapaknya) dan yang bersangkutan menerima Yahudi sebagai agamanya. Namun perlu diketahui pula bahwa menjadi seorang Yahudi juga bisa dilakukan melalui Proses Konversi.

Pendeta umat Yahudi disebut Rabbi. Tempat ibadah mereka disebut Sinagog. Hari suci mereka adalah hari Sabtu (Hari Sabat). Umat Yahudi memiliki kitab suci yang bernama Taurat. Mereka memiliki tafsir atau penjelasan dari Taurat tersebut yang tertuang dalam kitab yang disebut sebagai Talmud (Jadi Talmud ini ibarat Hadits bagi umat Islam). Disamping itu, mereka juga memiliki Lembaran-lembaran Suci yang lain. Sebetulnya, semua kitab-kitab tersebut sudah tidak lagi sebagaimana aslinya, tetapi sudah diubah oleh tangan-tangan manusia.

Perbandingan antara Yahudi dan Islam

1. Agama Yahudi hanya diperuntukkan bagi umat Yahudi saja, sedangkan Islam diperuntukkan bagi seluruh umat manusia.
2. Agama Yahudi hanya berlaku sejak zaman Nabi Musa sampai datangnya Nabi Isa, sedangkan Islam berlaku semenjak diutusnya Muhammad saw sampai akhir zaman.
3. Kitab suci agama Yahudi sudah tidak sebagaimana aslinya, sedangkan kitab suci umat Islam (Al-Qur’an) akan senantiasa dijaga keasliannya oleh Allah.
4. Syariat agama Yahudi merupakan syariat yang keras dan lebih mengedepankan aspek keadilan / ketegasan (karenanya sering disebut sebagai syari’at al-adl, sedangkan syariat agama Islam merupakan syariat pertengahan antara ketegasan / keadilan dan kasih sayang.
5. Dari sisi ketuhanan, agama Yahudi lebih dekat dengan Islam (dibandingkan Kristen). Namun dari sisi hubungan, Yahudi lebih hebat permusuhannya dengan Islam (dibandingkan Kristen).

Zionisme

Zionisme merupakan gerakan yang bertujuan untuk mendirikan Negara Israel Raya di lembah Bukit Zion (yakni Palestina). Pelopor utama gerakan ini adalah Herzle. Awalnya, beberapa faksi Yahudi menentang gerakan ini, tetapi setelah dilangsungkannya Konferensi Biltmore, faksi-faksi yang awalnya menentang Zionisme akhirnya bersepakat untuk ikut mendukung Zionisme.

Kristen

Kristen (al-Masiihiyah, al-Nashraniyah) merupakan agama yang awalnya dibawa oleh Nabi Isa as. Nama Kristen diambil dari kata Christ (nama lain Jesus [Isa], dalam bahasa Arab : Al-Masiih). Adapun nama al-Nashraniyah, menurut beberapa kalangan diambil dari kata al-Naashiruun (yang berarti orang-orang yang menolong, yakni menolong Nabi Isa [al-hawaariyuun]) dan menurut beberapa kalangan yang lain berasal dari nama kota : Nazaret. Tetapi, agama Kristen yang sekarang ini bukanlah agama Kristen yang ada pada zaman Nabi Isa. Agama Kristen yang ada saat ini sebetulnya lebih tepat jika disebut sebagai Agama Paulus, karena Paulus adalah orang yang mendirikan agama ini. Sebelum mendirikan agama Kristen, Paulus merupakan seorang Yahudi.

Umat Kristen percaya bahwa Jesus (Isa) telah mati disalib. Mereka meyakini Ketuhanan Trinitas (yang terdiri atas Tiga Oknum : Tuhan Ayah, Tuhan Anak, dan Ruh Kudus). Bagi mereka, Nabi Isa adalah manusia sekaligus Tuhan (Tuhan Anak).

Umat Kristen memiliki kitab suci yang bernama Injil (Bible). Injil bisa dibedakan atas Perjanjian Lama (Old Testament) dan Perjanjian Baru (New Testament). Perjanjian Lama tidak lain adalah Taurat, yang juga kitab suci umat Yahudi. Injil yang paling terkenal ada empat, yang namanya diambil dari nama-nama para penginjilnya (para rasulnya).

Sebelum Konsili (Konferensi) Nicea, di tengah-tengah Kristen masih terdapat sekte yang menganut monotheisme, yaitu sekte Ariusme. Tetapi pada konferensi itu mereka kalah dan dihancurkan, sehingga tinggallah sekte-sekte yang menganut Trinitas. Pada awalnya, hari suci umat Kristen adalah hari Sabtu (Hari Sabat) tetapi kemudian dipindah menjadi Hari Minggu.

Agama Kristen memiliki tiga sekte utama : Katholik, Protestan, dan Orthodoks. Awalnya, sekte Katholik dan Orthodoks adalah satu karena sama-sama berkiblat ke Gereja Roma. Akan tetapi, karena perselisihan maka Kristen Roma tersebut pecah menjadi dua : Katholik dan Orthodoks. Kristen Katholik banyak dianut di negara-negara Barat, sedangkan Kristen Orthodoks banyak dianut di negara-negara Timur Tengah. Adapun Kristen Protestan muncul dari gerakan protes atas kekuasaan Gereja yang sewenang-wenang dan dianggap sudah menyimpang dari Injil. Diantara tokoh gerakan protes tersebut adalah Martin Luther dan John Calvin.

Perbandingan antara Kristen dan Islam

1. Agama Kristen hanya diperuntukkan bagi Bani Israel saja, sedangkan Islam diperuntukkan bagi seluruh umat manusia.
2. Agama Kristen hanya berlaku sejak zaman Nabi Isa sampai diutusnya Nabi Muhammad, sedangkan Islam berlaku semenjak diutusnya Muhammad saw sampai akhir zaman.
3. Kitab suci agama Kristen sudah tidak sebagaimana aslinya, sedangkan kitab suci umat Islam (Al-Qur’an) akan senantiasa dijaga keasliannya oleh Allah.
4. Syariat agama Kristen merupakan syariat yang terlalu lembut dan lebih mengedepankan aspek kasih sayang (karenanya sering disebut sebagai syari’at al-fadhl, sedangkan syariat agama Islam merupakan syariat pertengahan antara ketegasan / keadilan dan kasih sayang.
5. Dari sisi ketuhanan, agama Kristen lebih jauh dengan Islam (dibandingkan Yahudi). Namun dari sisi hubungan, Kristen lebih lemah permusuhannya dengan Islam (dibandingkan Yahudi).

Kristenisasi

Kristenisasi (Zending, Missionarisme) merupakan gerakan untuk menyebarluaskan Kristen, atau dengan kata lain : Gerakan Pengkristenan. Dalam sejarah, gerakan kristenisasi sulit dipisahkan dengan gerakan imperialisme. Sangat besar kemungkinannya bahwa kristenisasi dilakukan dalam rangka mempermulus usaha imperialisme. Atau sebaliknya, sebagaimana imperialisme memiliki slogan Tiga G (Gold, Glory, Gospel [Injil]).

Di Indonesia, gerakan kristenisasi terus berlangsung sampai sekarang. Gerakan ini telah merambah hutan-hutan dan pedalaman-pedalaman. Karena itu tidak mengherankan jika Indonesia bagian timur (yang dahulu kebanyakan masih berupa hutan-hutan dan pedalaman-pedalaman) telah banyak yang dikristenkan. Gerakan kristenisasi ini amat membahayakan karena pendanaannya amat besar dan didukung oleh negara-negara besar.
Leia Mais...
0

Pentingnya Belajar Ilmu Perbandingan Agama



Pentingnya Belajar Ilmu Perbandingan Agama

Dalam hidup kita, tentu kita akan pernah bertemu dengan Non Muslim yang mengajak kita pindah ke agamanya. Jika kita sama sekali tidak paham akan perbandingan agama, maka kita tidak bisa berargumentasi dengan mereka dan menyatakan bahwa pendapat mereka keliru. Oleh karena itu meski hanya sekilas dan sehari, perlu juga kita belajar ilmu perbandingan agama.



Sebagai contoh dalam hidup saya, paling tidak beberapa kali saya ketemu dengan ”Murtader” (Pembuat orang jadi murtad) yang berkeliling dari pintu-ke pintu seperti salesman untuk membagikan buku atau selebaran tentang agamanya dengan harapan kita jadi murtad dan berpindah ke agamanya. Bahkan ada teman kuliah saya yang sering saya bantu ternyata mengajak saya pindah ke agamanya sehingga membuat saya marah sekali.



Bahkan penginjil Billy Graham tidak malu-malu memasang iklan di Yahoogroups untuk ditaruh di milis-milis gratis yang jelas-jelas merupakan milis Islam.

Kemudian sering lewat email mereka mengajak kita masuk ke agama mereka bahkan tak jarang menghina Islam dan Nabi Muhammad dengan hinaan yang tidak terkira. Jauh melebihi hinaan Salman Rushdie yang difatwa mati oleh Ayatollah Khomeini.

Sebagai contoh email dari Zebaoth Jehova yang sangat menghina Islam dan berisi dengan kedustaan seperti tuduhan ummat Islam menyembah patung. Namun karena saya sudah mempelajari ilmu perbandingan agama, maka saya bisa mengcounter tulisannya sehingga ummat Islam lain yang tercantum dalam daftar kirimannya tahu akan kesalahan Zebaoth.
Leia Mais...
0

Sejarah Robo-robok Mengenang Kedatangan Opu Daeng Manambon


Sejarah Robo-robok Mengenang Kedatangan Opu Daeng Manambon


Robok-robok ini merupakan salah satu budaya Keraton Amantubillah Mempawah. Dan juga pada waktu bersamaan diadakan acara robok-robok masyarakat Melayu dan Bugis yang ada di Kuala Mempawah. Dan khusus masyarakat Kabupaten Pontianak seperti di Kecamatan Segedong, Kecamatan Kakap dan daerah lainnya. Dan acara robok-robok ini merupakan suatu upacara tahunan yang dilaksanakan penduduk Kabupaten Pontianak umumnya dan khususnya masyarakat Kuala Mempawah dan masuk kalender wisata.
Prosesi Robok-Robok adalah sebuah tradisi keluarga kerajaan untuk mengenang penyambutan terhadap Opu Daeng Manambon yang datang dari Kerajaan Luwuk, Sulawesi Selatan. Kedatangan Opu Daeng Manambon ke Mempawah seiring dengan masuknya orang Bugis di Kalimantan Barat. Opu Daeng Manambon adalah kerabat Kerajaan Luwuk yang dinobatkan menjadi Raja Mempawah pada 1740 Masehi menggantikan Raja Senggauk yang beragama Hindu. Pengangkatan juga ini sebagai penghormatan atas jasanya memenangi perang saudara di Kesultanan Zainuddin di Pontianak. Atas jasanya pula, Opu Daeng Manambon yang digelari Pangeran Emas Surya Negara dinikahkan dengan Puteri Kesumba, anak Sultan Zainuddin dengan Utin Indrawati dari Kerajaan Mempawah. Kebesaran Kerajaan Mempawah di bawah pimpinan Opu Daeng Manambon juga diikuti dengan masuknya Islam di sana. Ini juga dibuktikan dengan berdirinya Istana Amantubillah yang secara harfiah bermakna di bawah perlindungan Allah SWT. Istana ini juga sebagai pusat Kerajaan Mempawah, satu di antara kerajaan bersejarah di Nusantara. Kompleks keraton yang luasnya mencapai lima ribu meter persegi ini dan dibangun pada 1780 Masehi menjadi saksi perjalanan bersejarah Kerajaan Mempawah hingga raja ketiga belas, Pangeran Ratu Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim yang menjadi pemimpin secara simbolis saat ini.

Layaknya sebagai tokoh sejarah, masyarakat Mempawah mengenang Opu Daeng Manambon dalam sebuah ritual. Upacara ini sendiri diawali dengan pembersihan benda-benda pusaka keraton. Lantaran benda pusaka dianggap sebagai peninggalan kerajaan yang bersifat sakral, upacara pembersihan harus dilakukan oleh seorang pemangku adat yang berasal dari lingkungan keraton. Setelah dibersihkan, acara dilanjutkan dengan kesenian sebagai ungkapan syukur karena berbagai benda peninggalan keraton masih terjaga.
Satu ritual penting lainnya adalah berziarah ke pusara Opu Daeng Manambon yang lebih dikenal dengan Makam Sebukit. Di bukit inilah, Opu Daeng Manambon dimakamkan. Agar lebih khidmat, ziarah berlangsung pada malam hari. Di tengah keremangan cahaya lilin, Raja Mempawah beserta keluarganya tampak mengelilingi makam sambil berdoa bagi keselamatan masyarakat setempat. Malam kian larut, acara ritual pun dilanjutkan esok hari.

Keesokan harinya, puncak upacara Robok-Robok dimulai. Berbekal . Dengan bidar, perahu khusus kerajaan, sang raja kemudian menyusuri Sungai Mempawah dengan diiringi ratusan perahu di belakabungkusan makanan yang dibawa dari rumah, warga berkumpul di depan keraton. Sementara sang raja telah bersiap menyambut mereka dengan mengambil tempat di tangga pendopo keraton. Acara makan bersama pun dimulai sebagai bagian dari rangkaian puncak upacara. Usai makan bersama, raja bersama kerabat keraton menuju sungai yang terletak di depan istanannya. Setelah menyusuri sungai selama lebih dari dua jam iring-iringan prosesi tiba di tempat yang dituju, muara Sungai Mempawah. Di muara sungai yang sering disebut Kuala Mempawah inilah, Opu Daeng Manambon pertama kali menginjakkan kaki di Mempawah pada 1736.

Setiba di tempat yang bersejarah, sesajian yang telah disiapkan segera dilarungkan sambil memohon kepada sang pencipta agar memberikan keselamatan buat warga Mempawah. Prosesi akhirnya ditutup dengan acara mandi bersama sang raja dan keluarganya. Ini sebagai simbol pembersihan diri seluruh warga
Leia Mais...
1

Kisah Siti Asiah istri Fir'aun Yang Shalehah dan Masyitoh

Minggu, 10 April 2011.

Kisah Siti Asiah istri Fir'aun Yang Shalehah dan Masyitoh

"Semoga muslimah sekalian bisa mengambil hikmah dan mengikuti jejak keduanya,
meninggal dalam keadaan teguh menggenggam "Tauhid." "

Alkisah di negeri Mesir, Fir'aun terakhir yang terkenal dengan keganasannya
bertahta. Setelah kematian sang isteri, Fir'aun kejam itu hidup sendiri tanpa
pendamping. Sampai cerita tentang seorang gadis jelita dari keturunan keluarga
Imran bernama Siti Asiah sampai ke telinganya.

Fir'aun lalu mengutus seorang Menteri bernama Haman untuk meminang Siti Asiah.
Orangtua Asiah bertanya kepada Siti Asiah :
"Sudikah anakda menikahi Fir'aun ?"
"Bagaimana saya sudi menikahi Fir'aun. Sedangkan dia terkenal sebagai raja yang
ingkar kepada Allah ?"
Haman kembali pada Fir'aun. Alangkah marahnya Fir'aun mendengar kabar penolakan
Siti Asiah.
"Haman, berani betul Imran menolak permintaan raja. Seret mereka kemari. Biar
aku sendiri yang menghukumnya !"

Fir'aun mengutus tentaranya untuk menangkap orangtua Siti Asiah. Setelah
disiksa begitu keji, keduanya lantas dijebloskan ke dalam penjara. Menyusul
kemudian, Siti Asiah digiring ke Istana. Fir'aun kemudian membawa Siti Asiah ke
penjara tempat kedua orangtuanya dikurung. Kemudian, dihadapan orangtuanya yang
nyaris tak berdaya, Fir'aun berkata:"He, Asiah. Jika engkau seorang anak yang
baik, tentulah engkau sayang terhadap kedua orangtuamu. Oleh karena itu, engkau
boleh memilih satu diantara dua pilihan yang kuajukan. Kalau kau menerima
lamaranku, berarti engkau akan hidup senang, dan pasti kubebaskan kedua
orangtuamu dari penjara laknat ini. Sebaliknya, jika engkau menolak lamaranku,
maka aku akan memerintahkan para algojo agar membakar hidup-hidup kedua
orangtuamu itu, tepat dihadapanmu."

Karena ancaman itu, Siti Asiah terpaksa menerima pinangan Fir'aun. Dengan
mengajukan beberapa syarat :
Fir'aun harus membebaskan orangtuanya.
Fir'aun harus membuatkan rumah untuk ayah dan ibunya, yang indah lagi lengkap
perabotannya.
Fir'aun harus menjamin kesehatan, makan, minum kedua orangtuanya.
Siti Aisyah bersedia menjadi isteri Fir'aun. Hadir dalam acara-acara tertentu,
tapi tak bersedia tidur bersama Fir'aun.
Sekiranya permintaan-permintaan tersebut tidak disetujui, Siti Asiah rela mati
dibunuh bersama ibu dan bapaknya.

Akhirnya Fir'aun menyetujui syarat-syarat yang diajukan Siti Asiah. Fir'aun
lalu memerintahkan agar rantai belenggu yang ada di kaki dan tangan orangtua
Siti Asiah dibuka. Singkat cerita, Siti Asiah tinggal dalam kemewahan Istana
bersama-sama Fir'aun. Namun ia tetap tak mau berbuat ingkar terhadap perintah
agama, dengan tetap melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Pada malam hari Siti Asiah selalu mengerjakan shalat dan memohon pertolongan
Allah SWT. Ia senantiasa berdoa agar kehormatannya tidak disentuh oleh orang
kafir, meskipun suaminya sendiri, Fir'aun. Untuk menjaga kehormatan Siti Asiah,
Allah SWT telah menciptakan iblis yang menyaru sebagai Siti Asiah. Dialah iblis
yang setiap malam tidur dan bergaul dengan Fir'aun.

Fir'aun mempunyai seorang pegawai yang amat dipercaya bernama Hazaqil. Hazaqil
amat taat dan beriman kepada Allah SWT. Beliau adalah suami Siti Masyitoh, yang
bekerja sebagai juru hias istana, yang juga amat taat dan beriman kepada Allah
SWT. Namun demikian, dengan suatu upaya yang hati-hati, mereka berhasil
merahasiakan ketaatan mereka terhadap Allah. Dari pengamatan Fir'aun yang kafir.
Suatu kali, terjadi perdebatan hebat antara Fir'aun dengan Hazaqil, disaat
Fir'aun menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang ahli sihir, yang menyatakan
keimanannya atas ajaran Nabi Musa a.s. Hazaqil menentang keras hukuman
tersebut.

Mendengar penentangan Hazaqil, Fir'aun menjadi marah. Fir'aun jadi bisa
mengetahui siapa sebenarnya Hazaqil. Fir'aun lalu menjatuhkan hukuman mati
kepada Hazaqil. Hazaqil menerimanya dengan tabah, tanpa merasa gentar sebab
yakin dirinya benar.

Hazaqil menghembuskan nafas terakhir dalam keadaan tangan terikat pada pohon
kurma, dengan tubuh penuh ditembusi anak panah. Sang istri, Masyitoh, teramat
sedih atas kematian suami yang amat disayanginya itu. Ia senantiasa dirundung
kesedihan setelah itu, dan tiada lagi tempat mengadu kecuali kepada
anak-anaknya yang masih kecil.

Suatu hari, Masyitoh mengadukan nasibnya kepada Siti Asiah. Diakhir pembicaraan
mereka, Siti Asiah menceritakan keadaan dirinya yang sebenarnya, bahwa iapun
menyembunyikan ketaatannya dari Fir'aun. Barulah keduanya menyadari, bahwa
mereka sama-sama beriman kepada Allah SWT dan Nabi Musa a.s.

Pada suatu hari, ketika Masyitoh sedang menyisir rambut puteri Fir'aun, tanpa
sengaja sisirnya terjatuh ke lantai. Tak sengaja pula, saat memungutnya
Masyitoh berkata : "Dengan nama Allah binasalah Fir'aun."

Mendengarkan ucapan Masyitoh, Puteri Fir'aun merasa tersinggung lalu mengancam
akan melaporkan kepada ayahandanya. Tak sedikitpun Masyitoh merasa gentar
mendengar hardikan puteri. Sehingga akhirnya, ia dipanggil juga oleh Fir'aun.
Saat Masyitoh menghadap Fir'aun, pertanyaan pertama yang diajukan kepadanya
adalah : "Apa betul kau telah mengucapkan kata-kata penghinaan terhadapku,
sebagaimana penuturan anakku. Dan siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini
?"

"Betul, Baginda Raja yang lalim. Dan Tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya
menguasai segala alam dan isinya."jawab Masyitoh dengan berani.
Mendengar jawaban Masyitoh, Fir'aun menjadi teramat marah, sehingga
memerintahkan pengawalnya untuk memanaskan minyak sekuali besar. Dan saat
minyak itu mendidih, pengawal kerajaan memanggil orang ramai untuk menyaksikan
hukuman yang telah dijatuhkan pada Masyitah. Sekali lagi Masyitoh dipanggil dan
dipersilahkan untuk memilih : jika ingin selamat bersama kedua anaknya,
Masyitoh harus mengingkari Allah. Masyitoh harus mengaku bahwa Fir'aun adalah
Tuhan yang patut disembah. Jika Masyitoh tetap tak mau mengakui Fir'aun sebagai
Tuhannya, Masyitoh akan dimasukkan ke dalam kuali, lengkap bersama kedua
anak-anaknya.

Masyitoh tetap pada pendiriannya untuk beriman kepada Allah SWT. Masyitoh
kemudian membawa kedua anaknya menuju ke atas kuali tersebut. Ia sempat ragu
ketika memandang anaknya yang berada dalam pelukan, tengah asyik menyusu.
Karena takdir Tuhan, anak yang masih kecil itu dapat berkata, "Jangan takut dan
sangsi, wahai Ibuku. Karena kematian kita akan mendapat ganjaran dari Allah
SWT. Dan pintu surga akan terbuka menanti kedatangan kita."

Masyitoh dan anak-anaknyapun terjun ke dalam kuali berisikan minyak mendidih
itu. Tanpa tangis, tanpa takut dan tak keluar jeritan dari mulutnya. Saat
itupun terjadi keanehan. Tiba-tiba, tercium wangi semerbak harum dari kuali
berisi minyak mendidih itu.

Siti Asiah yang menyaksikan kejadian itu, melaknat Fir'aun dengan kata-kata
yang pedas. Iapun menyatakan tak sudi lagi diperisteri oleh Fir'aun, dan lebih
memilih keadaan mati seperti Masyitoh.

Mendengar ucapan Isterinya, Fir'aun menjadi marah dan menganggap bahwa Siti
Asiah telah gila. Fir'aun kemudian telah menyiksa Siti Asiah, tak memberikan
makan dan minum, sehingga Siti Asiah meninggal dunia.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Siti Asiah sempat berdoa kepada Allah
SWT, sebagaimana termaktub dalam firman-Nya :

"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,
ketika ia berkata : "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi_mu
dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan
selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." (Q.S. At-Tahrim [66] : 11)

Demikian kisah Siti Asiah dan Masyitoh. Semoga muslimah sekalian bisa mengambil
hikmah dan mengikuti jejak keduanya, meninggal dalam keadaan teguh menggenggam
"Tauhid."
Leia Mais...
0

KISAH FIR'AUN DAN NABI MUSA AS

KISAH FIR'AUN DAN NABI MUSA AS

Dalam Surah Yunus ayat 90-92, Al-Qur'an menyatakan bahwa pada suatu masa nanti bangkai Fir'aun yang tenggelam sewaktu mengejar Nabi Musa as akan dikembalikan kepada manusia (dapat disaksikan dengan mata kepala) untuk menjadi bukti akan kebenaran dan kebesaran ayat-ayat Allah itu.
"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami."(QS. 10:90-92)

Perlu diketahui, bahwa ayat ini turun setelah 21 abad masa Fir'aun.Orang sudah tidak tahu lagi dimana batang tubuh Fir'aun. Tetapi sungguh menakjubkan, bahwa setelah terpendam selama lebih kurang 40 abad, yaitu tepatnya tanggal 6 Juli 1879 para ilmuwan Archeologi telah berhasil menemukan batang tubuh Fir'aun, dan hal ini sekaligus menemukan bukti akan kebenaran Al-Qur'an sebagai wahyu Allah, bukan ciptaan Nabi Muhammad Saw !
Berikut akan saya kutipkan tulisan Yoesof Sou'yb dalam majalah 'Harmonis' tentang kesesuaian antara Surah Yunus 90-92 dengan kenyataan sejarah yang menggemparkan itu.
Wahyu Ilahi yang diturunkan pada abda ke-7 Masehi itu menegaskan bahwa badan Pharaoh/Fir'aun yang telah menjadi korban, akan diselamatkan sebagai pertanda bagi orang belakangan.Dalam ayat asli berbunyi : 'nunajji-ka bi badani-ka'.
Sedangkan The Holy Bible tidak bercerita bahwa badan Fir'aun/Pharaoh itu diselamatkan untuk pertanda bagi orang belakangan, pada Exodus 14:29-30 hanya diceritakan mengenai sbb :"But the children of Israel walked upon dry land in the midst orf the sea; and the waters were a wall into them on their right hand and on the lef. Thus the Loard saved Israel that day cut of the hand of the Egyptians; and Israeli saw the Egyptians dead upon the sea shore"
'Tetapi segala Bani Israel itu telah berjalan diatas kekeringan tanah ditengah-tengah laut, maka karir nya menjadi dewala (dinding tembok) bagi mereka pada sebelah kanan-kirinya, demikianlah dilepaskan Tuhan segala orang Israel pada hari itu juga dari tangan orang Mesir, maka dilihat orang Israel segala orang Mesir itu mati terhantar dipantai laut.'
The Holy Bible hanya menceritakan tentang kematian anak-anak Israel (Pharaoh beserta pasukannya), tetapi tidak bercerita bahwa tubuh Pharaoh/Fir'aun diselamatkan untuk pertanda dan pelajaran bagi orang-orang sesudah mereka.
Sekarang mari kita sedikit menyinggung pada saat Nabi Saw menceritakan wahyu Allah ini.Penduduk Mekkah semenjak masa yang panjang sebelum Nabi Muhammad Saw telah menciptakan tradisi dagang.
Pada musim panas (al-shaif) kafilah-kafilah dagang berangkat ke Utara (Mesir, Palestina, Syria, Irak, Iran) dan pada musim dingin (al-syitak) kafilah-kafilah dagang bergerak keselatan (Yaman, Ethiopia).
Jadi penduduk Mekkah pada masa Nabi Muhammad Saw itu sudah tidak merasa asing terhadap keadaan di Mesir pada masa itu. Piramid-piramid raksasa, kuil-kuil raksasa, tiang-tiang obleisk dan Spinx, semua itu cuma saksi bisu yang tiada bisa bercerita apapun kepada manusia, apalagi akan menjumpai dan menyaksikan batang tubuh Pharaoh masa itu.
Coba anda merenung sejenak dalam imajinasi anda, betapa sambutan penduduk Mekkah terhadap pemberitaan Nabi besar Muhammad Saw bahwa jenasah Fir'aun diselamatkan oleh Tuhan sebagai pertanda bagi orang-orang belakangan !
Dalam abad ke-19 dengan kunci batu-Rosetta, yang pada akhirnya berheasil diterjemahkan huruf-huruf Demotik dan Hiroglipik pada batu-Rosetta itu oleh Jean Francois Champollion (1790-1832 M), maka coretan-coretan cakar ayam pada dinding-dinding Pyramid, dinding-dinding kuil dan tiang-tiang obelisk, mulai bercerita tentang masa silam.
Jika menjelang abad ke-19 pengetahuan manusia tentang sejarah cuma sampai abad ke-4 sebelum Masehi, maka sejak abad ke-19 pengetahuan sejarah telah menjangkau masa tiga puluh abad sebelum masehi.
Tetapi jasad Pharaoh dari setiap dinasti, yang dikisahkan sedemikian rupa oleh tiang-tiang obelisk dan dinding-dinding piramid belum juga dijumpai.
Expedisi berbagai bangsa bagaikan kena rangsang untuk mengerahkan kegiatan dan pembiayaan untuk menemukannya. Pada tanggal 6 Juli 1879 terjadilah apa yang dipandang 'peristiwa terbesar' bagi dunia sejarah. The Historian's History of The World vol.1 edisi 1926, dalam puluhan halamannya melukiskan peristiwa terbesar itu dengan sangat indahnya dan panjang lebar.
Ir. Muhammad Ahmad Abdar-Rasul, seorang Arkeolog Mesir yang mengabdikan hidupnya untuk melakukan riset tanpa jemu-jemunya, telah berhasil pada akhirnya memberikan petunjuk kepada ekspedisi ilmiah Jerman - Mesir yang berada dibawah pimpinan Messrs, Emil Brugsch dan Ahmad Effendi Kamal itu, yaitu sebuah lubang kecil yang terletak tinggi pada dinding batu karang di 'lembah raja-raja' (Valley of Kings) dalam wilayah Mesir atas.
Dengan peralatan dan tenaga manusia yang dipersiapkan sedemikian rupa pada tanggal 6 Juli 1879 dilakukan penerobosan kedalam relung sempit yang berceruk-ceruk dan berliku-liku itu, dan pada suatu ruangan besar yang terletak jauh disebelah dalam dijumpailah sekian puluh mummi dari para Pharaoh, termasuk mummi Rhamses II (Fir'aun) yang hidup pada masa Nabi Musa as, yaitu Pharaoh terbesar dan teragung dalam sejarah dinasti-dinasti Pharaoh ditanah Mesir.
Buku sejarah terbesar yang puluhan jilid tebalnya terbitan 'Encyclopedia Britannica Inc' menyimpulkan penemuan terbesar itu pada halaman 155 dengan kalimat :
'Nothing is modern discovery has more vividly and suddenly brought the ancient world home to the world of today than the finding of the actual bodies, the very flesh and blood of the Pharaos marvellously preserved to us by the embalmers's venerable art. The discovery has bredged the chasm between the ancient and the new as a midnight flash of lighting from the clouds to the earth.'
Tiada suatuoun didalam penemuan baru yang lebih menggemparkan dan mendadak membawa dunia kuno kepada dunia sekarang ini daripada penemuan jenasah yang sesungguhnya dari pharaoh-pharaoh dalam bentuk daging dan darah, yang dipersiapkan untuk kita secara menakjubkan sekali oleh kepintaran luar biasa dari ahli rempah-rempah yang membalutnya.Penemuan itu telah menutup jurang antara masa purba dengan masa baru bagai pancaran kilat malam hari dari balik mendung keatas bumi.
Buku sejarah yang terpandang karya terbesar dunia itu telah memperdengarkan sambutan demikian hangat dan kagum akan penemuan itu, yang berarti secara sadar atau tidak telah menyambut demikian hangat dan kagum akan kebenaran sebuah wahyu Ilahi dalam Al-Qur'an.
B. Kisah Romawi
Pernyataan tentang kekalahan pasukan Romawi oleh pasukan Persia yang terdapat dalam permulaan Surah Ar-Rum.
Pada tahun 325, raja Konstantin memeluk agama Kristen, dan menjadikan agama ini sebagai agama negara yang resmi (Awal dari terbentuknya konsili Nicea yang mengesahkan Trinitas). Secara spontan, rakyat Romawipunbanyak yang memeluk agama tersebut, sementara itu kekaisaran Persia, penyembah matahari, menolak untuk memeluk agama tersebut.
Adapun raja yang memegang tampuk kekaisaran Romawi pada akhir abad ke-7 M adalah Maurice, seorang raja yang kurang memperhatikan masalah kenegaraan dan politik. Oleh karenanya angkatan bersenjatanya pun kemudian mengadakan kudeta dibawah pimpinan panglimanya yang bernama Pochas.
Setelah mengadakan kudeta, Pochas naik tahta dan menghukum keluarga raja dengan cara yang kejam. Serta mengirim seorang duta ke Persia, yang pada waktu itu dipegang oleh Kisra Chorus II, putra Kisra Anu Syirwan yang adil.
Pada waktu Kisra tahu kejadian kudeta di Romawi, Kisra sangat marah karena Kisra pernah berhutang budi pada Maurice yang sekaligus juga mertuanya itu. Kemudian Kisra memerintahkan untuk memenjarakan duta besar Romawi, serta menyatakan tidak mengakui pemerintahan Romawi yang baru.
Akhirnya Kisra Chorus melancarkan peperangan terhadap Romawi.Angkatan perangnya merayap melintasi sungai Euphrat menuju Syam.Dalam serangan ini Pochas tidak dapat mempertahankan diri terhadap angkatan perang Persia yang telah menguasai kota Antiochia dan El Quds.
Sementara itu penguasa Romawi didaerah jajahan Afrika juga mengirimkan pasukan besar dibawah pimpinan puteranya, yaitu Heraklius. Bertolaklah pasukan tersebut dengan diam-diam melalui jalan laut, sehingga Pochas tidak tahu kedatangan mereka. Tanpa menghadapi perlawanan sama sekali, Heraklius akhirnya berhasil menguasai kekaisaran dan membunuh Pochas.
Walaupun Heraklius berhasil menguasai kekaisaran dan membunuh Pochas, namun Heraklius tidak berhasil menahan badai pasukan Persia. Sehingga Romawi kehilangan daerah jajahannya dan tinggallah kekaisaran Romawi di ibukota saja. Penduduk yang tinggal di ibukota penuh diliputi rasa kekhawatiran akan serangan pasukan Persia yang akan memasuki ibukota.
Setelah berlangsung peperangan selama enam tahun, kaisar Persia mau mengadakan perdamaian dengan Heraklius tetapi dengan satu syarat, Heraklius harus menyerahkan seribu talent emas, seribu talent perak, seribu pakaian dari sutera, seribu kuda dan seribu gadis perawan kepada Kisra.
Sementara pada ibukota Persia dan Romawi terjadi peristiwa tersebut, maka pada bangsa dipusat ibukota Jazirah Arabia, yaitu di Mekkah Almukarromah, terjadi pula hal yang serupa. Dikota tersebut terdapat orang-orang Majusi Persia, penyembah matahari dan api, dan orang-orang Romawi yang beriman kepada ajaran Isa (walau sudah diselewengkan).
Orang Islam dan orang-orang Romawi mengharapkan kemenangan mereka atas orang-orang kafir dan musyrikin, sebagaimana halnya mereka mengharapkan kekalahan orang-orang kafir Mekkah dan orang Persia, sebab mereka merupakan penyembah benda-benda materi. Sementara orang-orang Nasrani, meskipun sebagian dari mereka sudah menyimpang dari ajaran Isa Putra Maryam adalah merupakan saudara dan sahabat terdekat kaum Muslimin.
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rabib-rabib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri."(QS. 5:82)
Dengan demikian, pertarungan yang terjadi antara orang-orang Persia dan Romawi menjadi lambang luar pertarungan antara orang-orang Islam dan musuh-musuhnya di Mekkah. Maka pada waktu Persia berhasil mengalahkan orang-orang Romawi pada tahun 616 dan berhasil menguasai seluruh wilayah sebelah Timur negara Romawi, orang-orang Musyrikin pun mendapat kesempatan untuk menghina kaum Muslimin dengan mengatakan : 'Saudara kami berhasil mengalahkan saudara kamu. Demikian pula yang akan kami lakukan kepadamu jika kamu tidak mau mengikuti kami, meninggalkan agama kamu yang baru (Islam).'
Dalam keadaan yang menyakitkan itu, kaum Muslimin Mekkah sedang dalam kondisi yang paling lemah dan buruk dalam segi materi, sampai kemudian turun wahyu Allah kepada Nabi Besar Muhammad Saw :
"Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. 30:1-6)
Sungguh turunnya wahyu ini kepada Nabi Saw merupakan suatu ujian mental dan Spiritual bagi semua sahabat-sahabat beliau. Jika apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw ini tidak terbukti, maka sudah bisa diramalkan akan kehancuran kepercayaan mereka terhadap diri orang yang selama ini mereka percayai dan mereka kasihi.
Beberapa tahun kemudian, Heraklius membuat suatu rencana yang luar biasa untuk mengalahkan Persia. Heraklius tahu bahwa kekuatan angkatan laut Persia sangat lemah, oleh karena itu dia menyiapkan kapal-kapal untuk menyerang Persia dari belakang. Dia bertolak bersama-sama dengan sisa-sisa pasukannya lewat Laut Hitam ke Armenia, dan melakukan serangan kilat terhadap pasukan Persia. Menghadapi serangan mendadak itu, pasukan Persia tidak mampu bertahan dan lari bercerai berai.
Di Asia kecil, Persia memiliki pasukan yang besar.Tetapi Heraklius menyerangnya dengan tiba-tiba dengan kapal-kapal perangnya, dan berhasil menghancurkan pasukan Persia. Setelah memperoleh kemenangan yang besar itu, kembalilah Heraklius keibukota Konstantinopel lewat jalan laut.
Setelah dua peperangan diatas, Heraklius melakukan peperangan yang lain melawan Persia pada tahun 623, 624 dan 625. Akibat peperangan tersebut, pasukan Persia terpaksa menarik diri dari seluruh tanah Romawi, dan Heraklius berada pada pusat yang memungkinkan baginya untuk menembus kejantung kekaisaran Persia. Akhirnya perang yang terakhir terjadi pada bulan Desember 627 disepanjang sungai Dajlah.
Pada waktu Kisra Chorus tidak dapat menahan arus tentara Romawi, ia melarikan diri dari istananya, tetapi kemudian ditahan oleh puteranya 'Siroes' dan dimasukkan kedalam penjara. Puteranya ini membunuh 18 orang saudara-saudaranya yang lain didepan mata sang ayah, Kisra Chorus. Pada hari kelima, Kisra meninggal dunia dalam penjara.
Selanjutnya Siroes pun terbunuh oleh salah seorang saudara kandungnya sendiri yang masih hidup. Maka mulailah pembunuhan-pembunuhan dilingkungan istana. Dalam masa 4 tahun, sudah 9 raja yang memegang tampuk pemerintahan. Dalam situasi yang demikian buruk ini, jelas Persia tidak mungkin dapat melanjutkan peperangannya melawan kerajaan Romawi.
Maka akhirnya Kavadh II, salah seorang putera kisra Chorus yang masih hidup, meminta damai dan mengusulkan pengunduran diri pasukan Persia dari tanah Romawi. Pada bulan Maret tahun 628 M, Heraklius kembali kekonstantinopel dengan pesta besar-besaran.
Umat Islampun yang mendengar kemenangan saudara-saudaranya para orang-orang Romawi ini melakukan tasbih dan syukur kepada Allah Swt. Semakin mendalamlah keyakinan dan kesetiaan mereka kepada Rasulullah Saw.
Edward Gibbon memperkecil arti ramalan Al-Qur'an dengan menghubungkannya dengan surat yang dikirim oleh Rasulullah Muhammad Saw kepada Kisra Choros II.
Tetapi hal ini terbantahkan dengan melihat waktu turunnya ayat tersebut kepada Nabi Muhammad Saw dan umatnya.Surat dari Nabi Saw tersebut dikirim pada tahu ke-7 H, setelah perdamaian Hudaibiah, atau pada tahun 628 M.Sementara Qur'an Surah Ar-Ruum ayat 1-6 yang memuat ramalan tersebut turun pada tahun 616 M, lama sebelum terjadinya Hijrah Nabi dan sahabat-sahabatnya. Jadi antara kedua peristiwa itu terdapat jarak 12 tahun.
Hal ini pun dimuat oleh buku 'Encyclopedia of Religion and Ethics'.
Leia Mais...
THAKS FOR U ATTENTION
 
Santri Pesisir © Copyright 2010 | Design By Gothic Darkness |